Proses Observasi Rampung, Jokowi Pastikan WNI di Natuna Bebas Corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan 238 WNI yang dievakuasi dari Hubei, Tiongkok beserta 5 tim aju dan 42 tim penjemput yang diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau dalam kondisi sehat. Mereka telah selesai menjalani masa observasi selama 14 hari sesuai protokol kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) guna memastikan tak terinfeksi virus corona (COVID-19).
Seperti diketahui, masa karantina 238 WNI yang dievakuasi itu akan berakhir pada Sabtu (15/2) pukul 12.00 WIB. Setelah masa karantina selesai, mereka akan dipulangkan ke tempat domisili masing-masing.
"Sekarang sudah 14 hari, protokolnya seperti itu," ujar Jokowi dalam keterangan resmi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (14/2).
Presiden mengatakan, observasi terhadap WNI tersebut telah dilakukan secara ketat. Mereka juga diawasi dan diperiksa secara berkala oleh tim kesehatan yang telah diterjunkan di lokasi observasi.
(Baca: Karantina 238 WNI di Natuna Usai Sabtu Ini, Kesehatan Tetap Dipantau)
Oleh karena itu, Jokowi menilai mereka siap dipulangkan ke daerah masing-masing dan berkumpul bersama keluarga. Masyarakat pun tak perlu khawatir dengan kondisi mereka selepas kembali ke daerah masing-masing.
"Jadi kalau sekarang mereka kembali ke masyarakat, ya itu dipastikan bahwa prosedur sudah dilalui dan kembali," kata Jokowi.
Sementra itu, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro sebelumnya mengatakan, setelah melalui proses observasi di Natuna, ada kemungkinan 238 WNI dibawa terlebih dulu ke Jakarta. Mereka akan dibawa ke Ibu Kota dengan penerbangan khusus menggunakan pesawat milik TNI Angkatan Udara.
“Setelah itu baru pulang ke rumah masing-masing dengan penerbangan komersial,” kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (13/2).
(Baca: 68 dari 70 Orang Terduga Virus Corona di Indonesia Dinyatakan Negatif)
Pemerintah akan memfasilitasi pemulangan, termasuk menanggung biaya penerbangan para WNI tersebut. Adapun kondisi kesehatan mereka akan tetap akan dipantau, meski telah kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Oleh karena itu, dia berharap ada berkoordinasi aktif dari pemerintah daerah setempat. “Mereka (pemerintah daerah) akan berkoordinasi dengan keluarga atau orangtua seperti apa di daerah, tapi prinsipnya tidak usah terlalu ramai-ramai. Alamiah saja,” ujarnya.
Hal senada juga diungkap, Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Wakil Ketua Umum PB IDI, Muhammad Adib Khumaidi mengatakan, pemantauan kondisi WNI tetap perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kondisi mereka pasca-observasi.
"Paling penting dan juga diperhatikan untuk teman-teman yang di Natuna, yaitu tetap harus teridentifikasi posisi saat mereka kembali ke keluarga masing-masing," kata Adib, seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/2).
(Baca: Kondisi Stabil, KBRI Singapura Aktif Pantau WNI yang Positif Corona)
Pemantauan ini tak lain bertujuan agar bisa menangani mereka lebih cepat jika terjadi keluhan guna dilakukan pemeriksaan lanjut oleh tenaga medis.
Plt Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan KSP Jaleswari Pramodhawardhani menjelaskan, pemerintah juga berencana memperkuat rumah sakit di kota asal para WNI. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah preventif pasca-observasi dilakukan.
"Kawan-kawan dari Kementerian Kesehatan sudah memikirkan upaya pasca-observasi," kata Jaleswari.