Prabowo Tak Akan Terburu-buru Putuskan Beli Sukhoi dari Rusia
Pemerintah belum memutuskan rencana pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan tak akan terburu-buru memutuskan pembelian 11 pesawat tempur senilai US$ 1,14 miliar tersebut.
"Semua kami evaluasi," ujar Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2).
Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Moskow pada Selasa (28/1) membahas rencana pembelian Sukhoi.
(Baca: Kecanggihan Sukhoi Su-35, Pesawat Tempur Rusia yang Ditaksir Prabowo)
Sukhoi Su-35 yang ingin dibeli pemerintah Indonesia merupakan pengembangan dari seri Su-27 dan Su-30. Sejumlah situs menyebut harga satu unit Sukhoi SU-35 sebesar 50-70 juta dolar AS.
Pesawat ini adalah jenis jet tempur canggih dengan kemampuan siluman (antiradar). Situs Military-Today menyebut Sukhoi Su-35 termasuk dalam sepuluh pesawat terbaik di dunia.
Jet tempur dengan panjang sayap 15,3 meter itu dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.390 kilometer per jam, melebihi kecepatan suara (343 m/detik atau 1238 km/jam). Sukhoi Su-35 juga dapat mengangkut berbagai jenis bom.
(Baca: Pemerintah Lirik Dassault Rafale dan Sukhoi Su-35, Mana Lebih Unggul?)
Jet tempur ini dilengkapi berbagai jenis misil seperti R-27ER, E-27ET, R-73, Kh-29T, Kh-31P, Kh-59M, dan Kh-35U. Sukhoi Su-35 menggunakan mesin 2 x Saturn 117S (AL-41F1S) dan hanya bisa membawa satu orang kru.
Adapun, rencana pemerintah membeli Sukhoi Su-35 sebenarnya bergulir sejak 2016 saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kota Sochi. Kedua kepala negara sepakat meningkatkan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, termasuk melalui pembelian Sukhoi Su-35.
Kemudian, pada Agustus 2017, Indonesia menawarkan sebagian pembayaran melalui imbal dagang dengan komoditas minyak sawit, kopi, dan teh. Setelah disepakati, kontrak pembelian Sukhoi kemudian diteken oleh kedua negara pada Februari 2018.
Transaksi ini terganjal setelah Rusia terkena sanksi internasional karena dianggap mencampuri Pilpres AS 2016 dan menganeksasi Krimea, Ukraina. Rusia pun tak menampik faktor ini sebagai salah satu hambatan.
Sebelumnya, Indonesia telah beberapa kali membeli pesawat tempur buatan Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli dua unit Sukhoi seri Su-27 dan Su-30. Kemudian pada 2008, pemerintah membeli tiga unit Sukhoi Su-27 dan tiga unit Sukhoi Su-30. Terakhir, Indonesia kembali membeli enam pesawat Sukhoi Su-30 pada 2012.
(Baca: Pemerintah Percepat Produksi Massal Drone Militer pada 2022)