Pesona Embung Wisata Paccekke
Paccekke merupakan satu dari 40 desa di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan yang berkomitmen menjalankan inovasi desa. Pemerintah desa dan warga sepakat menjadikan integrasi embung, sarana olahraga desa, dan destinasi wisata sebagai inovasi andalan.
Upaya yang dilakukan Desa Paccekke berbuah manis. Desa berpenghuni 874 jiwa ini menyabet penghargaan Inovasi Desa tingkat I nasional dari Kementerian Desa PDTT pada November 2019. Embung Desa Paccekke dinilai sebagai inovasi terbaik se-Indonesia.
“Latar belakang dibangunnya embung ini berawal dari melihat situasi bahwa selama ini kebutuhan masyarakat, khususnya petani, untuk musim tanam pada saat kemarau sangatlah memerlukan air. Pada 2018, sesuai dengan prioritas dari Kemendesa, (kami) membangun embung desa,” kata Kepala Desa Paccekke Muh. Dahlan.
Kehadiran Embung Desa Paccekke berasal dari kesepakatan antara pemerintah desa dengan warga melalui musyawarah desa. Tak sekadar menjadi sumber pengairan lahan pertanian dan perkebunan, embung ini telah menjelma sebagai objek wisata.
Dari ketinggian, bentuk embung sekilas seperti lambang cinta. Ditambah dengan pulasan cat warna-warni, keberadaan Embung Paccekke kian menarik hati. Apalagi pengunjung yang datang bisa berenang di dalam kolam air sambil menikmati kesejukan dan pemandangan hijau perbukitan.
Sepanjang 2018 – 2019, terpantau sedikitnya ada 1.600 orang datang secara berkelompok untuk mengadakan acara sembari mengunjungi objek wisata di sana. Karena baru beroperasi, pengunjung yang datang ke Desa Paccekke belum dikenakan retribusi. Meski demikian, pemerintah desa telah melihat antusiasme masyarakat ini sebagai peluang untuk menggerakkan perekonomian desa.
Apalagi wisata Embung Paccekke bisa disandingkan dengan fakta Desa Paccekke merupakan saksi bisu perjuangan Jenderal Soedirman di tanah Sulawesi. Kiprahnya ditandai dengan Monumen Paccekke yang kini menjadi salah satu objek wisata. Tanah ini juga dikenal sebagai daerah kelahiran Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Divisi Hasanuddin serta cikal bakal Kodam XIV/Hasanuddin.
Pembangunan Embung
Bursa Inovasi Desa 2018 merupakan momentum pembangun Embung Paccekke. Pemerintah desa juga berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur ini. Seperti kesinambungan pengelolaan dan pemanfaatan embung di salah satu desa di Bengkulu yang menjadi sumber inspirasi Embung Paccekke.
Pada tahun yang sama mulai dilakukan pembangunan sarana dan prasarana penunjang embung. Dana Desa digunakan untuk pembangunan jalan tani embung desa sepanjang 80 meter dengan anggaran Rp 63,1 juta. Selain itu dilakukan pekerjaan perpipaan dari mata air ke embung sepanjang 4.000 meter (Rp 273,9 juta) dan pembangunan embung seluas 2.750 meter kubik (Rp 417,1 juta).
Sedangkan pada 2019, Dana Desa digunakan untuk pembangunan papan nama, pagar, dan talud embung sepanjang 32 meter yang menelan biaya Rp 45,2 juta. Selain itu dilakukan pembangunan rabat dan pengecatan (Rp 163,1 juta), pembuatan gazebo sebanyak empat unit (Rp 73,5 juta), serta pengadaan tanaman plus kursi taman (Rp 13,6 juta).
Saat ini, pengelolaan embung saat ini belum masuk ranah BUMDes Sinar Paccekke. Pemerintah desa baru tahap membentuk tim khusus. Rerata anggota tim adalah mereka yang memiliki lahan persawahan di sekitar embung. Mereka bertugas untuk membersihkan dan memperbaiki jika ada kerusakan sarana prasarana.
“Tim pengelola di embung ini ada 20 orang. Ada yang tugasnya sebagai pengontrol arus air masuk ke embung, ada juga yang bertugas membuat semacam promosi untuk pengembangan embung ini ke depan,” tutur Ketua Tim Pengelola Embung Muhammad Hatta.
Meski demikian, keberadaan Embung Paccekke telah menghadirkan berbagai manfaat. Masa panen padi bertambah dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun. Hal ini tentu turut mendorong produktivitas tanaman pertanian.
Sedangkan dampak sosialnya dapat terlihat dari penguatan interaksi masyarakat, lantaran banyak warga datang untuk berkumpul bersama keluarga dan berinteraksi satu sama lain. Selain itu, penduduk setempat kini sukarela menjaga kebersihan lingkungan.
Bupati Barru Suardi Saleh mengaku bangga dengan keberadaan Embung Paccekke. Apalagi embung tersebut menyabet penghargaan Inovasi Desa terbaik se-Indonesia. “Memang ini kebanggaan tetapi sekaligus tantangan. Karena akan banyak orang ke sini dan desa lain melihat ini sebagai contoh. Maka jangan puas, perbaiki ini. Tetap harus ada evaluasi dan dikembangkan untuk hasil yang lebih optimal,” ujarnya.