Bekraf Incar Investasi Pengusaha Korea di Startup Indonesia
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan lembaga asal Korea Selatan, Small-and-medium Business Corporation (SBC), melakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU). Kerja sama ini untuk pengembangan perusahaan rintisan (startup) kedua negara.
Bekraf menargetkan ada pendanaan dari Korea Selatan untuk perusahaan digital di Indonesia. Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf Endah Wahyu Sulistianti mengatakan, akan mengejar pembahasan skema bisnis antara kedua negara. "Ada skema dari SBC untuk bantu permodalan," kata Endah di Jakarta, Jumat (15/3).
Dalam MoU itu, Bekraf dan SBC sepakat untuk kerja sama pertukaran informasi kebijakan dan program supaya mendukung startup digital. Keduanya juga akan saling membantu menemukan mitra bisnis dan investor dalam promosi, serta mengatur proyek bersama. Proyek tersebut termasuk demonstrasi produk, seminar investasi, program bimbingan, serta pameran.
Endah menuturkan, kedua pihak segera menentukan target dalam pembahasan teknis. Tujuannya, supaya kapasitas startup dapat lebih kuat dan ada kolaborasi bantuan teknologi dalam pengembangan digitalisasi.
Bekraf melihat ketertarikan Korea Selatan terhadap pasar Indonesia yang besar. Nantinya, mekanisme kerja sama tidak boleh hanya menguntungkan satu pihak saja. "Kami minta ada penekanan dalam hubungan mutualisme antar kedua pihak," ujar Endah.
(Baca: Tiga Bidang Startup yang Diramal Jadi Primadona pada 2019)
Presiden SBC Lee Sang Jik mengatakan, lembaganya telah berpengalaman menjadi inisiator perusahaan menjadi besar selama 40 tahun. Dia memberi contoh Samsung dan Hyundai mulai dari ukuran yang kecil.
Ia berkomitmen untuk membangun usaha kecil dan menengah supaya menjadi lebih besar. Dalam hal kerja sama Bekraf, dia menuturkan ekonomi kreatif menjadi bisnis yang penting pada masa mendatang, seperti kesenian dan film.
(Baca: Rudiantara: Startup di Bidang Gaya Hidup Berpeluang Jadi Unicorn)
"Semoga kedua negara dengan Indonesia dan Korea bisa bekerja sama untuk mengembangkan kreatif ekonomi di kedua negara," katanya.
Berdasarkan data Bekraf, pendanaan startup di Indonesia dalam bidang aplikasi dan gim baru mencapai Rp 1,7 miliar. Indonesia juga masih membutuhkan 100 ribu orang programmer untuk mendukung program 1.000 startup di Indonesia. Program lain untuk mencapai target seperti Go-Startup Indonesia, BEKUP, BYTE, serta Bekraf Acceleration.