Jokowi-Ma'ruf Dapat Dukungan dari Puluhan Kiai Sepuh NU Jatim
Pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan dukungan dari puluhan kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Dukungan ini semakin memperkuat target Jokowi-Ma'ruf untuk meraup 70% suara di Jatim pada Pilpres 2019.
"Kami kiai-kiai Jatim dan tentu warga NU satu kata, satu kalimat, satu barisan dalam Pilpres yang akan datang. Suara kami untuk Kiai Ma'ruf," kata perwakilan kiai sepuh NU, KH Anwar Iskandar seperti dikutip Antara di Surabaya, Rabu (23/1) malam.
Selain memberikan dukungan bagi Jokowi-Ma'ruf, mereka juga sepakat mengoptimalkan basis suara yang dimiliki melalui jaringan pondok pesantren dan alumni yang tersebar di seluruh Jatim. Para kiai sepuh sepakat mendorong Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melaksanakan istighosah besar dalam rangka memperingati hari lahir NU serta mendoakan keselamatan bangsa dan negara menjelang perhelatan pesta demokrasi. "Dalam rangka hari lahir NU, kita kumpulkan sekian juta (kader NU) di Jakarta," ujar dia.
Dalam pertemuan tersebut, hadir Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah KH Zainuddin Djazuli, Pengasuh Pesantren Al Amin, KH Anwar Iskandar, dan Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Selain itu, ada kiai sepuh lain seperti KH Fuad Mun'im Jazuli, KH Abdullah Kafabih, KH Ali Masyhuri, KH Idris Hamid, KH Nuruddin, KH A Muqsit Idris, KH Ja'far Yusuf, dan KH Abdul Matin. Kemudian, KH Syafi'uddin Wahid, KH A Salam, KH Abd A'la, KH Mutawakkil Alallah, KH Ubaidillah Faqih, LH Ahmad Fahrur Rozi, KH Abdulhadi, KH Syamli Muqsith, KH Fuad, dan KH Ramdlan Siraj.
(Baca: Kampanye di Jatim, Ma'ruf Amin Optimistis Raih 70% Suara)
Usai pertemuan tersebut, Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar mengatakan, Ma'ruf merupakan kader terbaik NU sehingga tidak boleh gagal dalam Pilpres 2019. PBNU akan mengerahkan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf karena Pilpres 2019 menyangkut masa depan NU dan para kadernya. "Untuk menunjukkan beliau (Ma'ruf) sebagai kader terbaik, tunjukkan, jangan sampai beliau gagal. Nah, itu artikan sendiri," kata Miftahul.
PBNU mengacu pada sistem komando yang harus diikuti oleh semua lapisan, dari jajaran pengurus besar hingga anak ranting. Sistem ini akan dihidupkan lagi untuk menguatkan dukungan bagi Jokowi-Ma'ruf. "Kita akan menghadapi satu abad NU, momentum ini harus betul-betul dioptimalkan," ujar Miftahul.
(Baca juga: Menyoal Minimnya Peran Ma'ruf dalam Debat Perdana)
Hasil sigi Media Survei Nasional (Median) sebelumnya menyebutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kalangan warga NU lebih unggul dibandingkan dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi-Ma'ruf memiliki keterpilihan 46,6% sedangkan Prabowo-Sandiaga 36,4%. Sementara itu, di kalangan warga Muhammadiyah, pasangan Prabowo-Sandiaga lebih unggul dengan elektabilitas 62% sedangkan Jokowi-Ma'ruf sebesar 23%.