PA 212 Minta Polisi Tak Izinkan Aksi Tandingan Reuni 212
Juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bakmumin meminta polisi tidak memberikan izin untuk aksi tandingan Reuni 212 yang diinisiasi Politikus PDIP Kapitra Ampera. Novel menilai acara bertajuk 'Aksi Kontemplasi 212 dan Pencerahan Anak Bangsa' yang akan digelar Minggu (2/12) tersebut melanggar aturan.
Novel menyebut aksi tandingan Reuni 212 itu turut menggunakan jalur Sudirman-Thamrin di Jakarta. Jalur tersebut pada Minggu digunakan untuk olahraga dan harus steril dari kegiatan politik. "Saya sudah lihat petanya, itu sangat mengganggu," kata Novel, di Jakarta, Jumat (30/11).
Ia menilai aksi yang diinisiasi Kapitra itu sarat dengan kepentingan politik. Pasalnya, aksi tersebut baru dilakukan tahun ini yang berdekatan dengan Pilpres 2019.
Padahal, aksi dari PA 212 dilakukan setiap tahun tanpa pernah ada kegiatan tandingan. "Ada apa gerangan Kapitra menyelenggarakan ini? Apa ingin mengadu domba anak bangsa? Apa kita ingin berbenturan satu dengan yang lain?" kata Novel. Aksi tandingan itu berpotensi memicu konflik dengan massa Reuni 212. Sebab, aksi tersebut dilakukan pada waktu dan lokasi yang sama dengan Reuni 212.
Dia pun menuding jika aksi tandingan Reuni 212 tersebut diisi oleh para preman. Novel khawatir jika aksi tersebut memang ditujukan untuk merekayasa kerusuhan dari Reuni 212. "Keamanan mana yang bisa menjamin? Apa cukup TNI Polri menjaga yang kita ini 3-4 juta orang," kata Novel.
(Baca: Jokowi Disarankan Hadii Reuni 212 Demi Perbaiki Citra)
Sementara itu, polisi sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kerusuhan akibat adanya dua kegiatan bersamaan tersebut. Salah satunya adalah dengan menyekat lokasi massa Reuni 212 dan massa Aksi Kontemplasi 212 dan Pencerahan Anak Bangsa."Ada strategi khusus agar tidak tercampur massa di sana," kata Kadiv Humas Polri, Brigjen (Pol) M Iqbal di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (30/11).
Polisi juga sudah melakukan pendekatan melalui komunikasi dengan para panitia acara Reuni 212 dan aksi tandingannya. Lebih lanjut, polisi menyiapkan ribuan personel untuk mengamankan kedua agenda tersebut.
Tercatat ada 20 ribu personel gabungan dari polisi, TNI, dan pemerintah daerah yang akan dikerahkan pada Minggu (2/12). "Kami yakin bahwa hari Minggu itu insya Allah damai," kata Iqbal.
Sebelumnya, Kapitra menyebut 'Aksi Kontemplasi 212 dan Pencerahan Anak Bangsa' bakal digelar di kawasan Monas, Jakarta pada Minggu (2/12). Aksi tersebut dibentuk untuk menyadarkan peserta aksi Reuni 212 agar tidak dijadikan gerakan politik dan kampanye terselubung mendukung salah satu kandidat Pilpres 2019.
Alasannya, panitia Reuni 212 kebanyakan berasal dari tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Kami ingin kembalikan aksi itu kepada khittah. Kami keberatan aksi itu diselenggarakan," kata Kapitra di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (28/11). Ia menyebut aksi tandingan Reuni 212 bakal dihadiri 2-4 juta orang. Massa berasal dari berbagai organisasi, pesantren, hingga ulama dan kiai.
(Baca: Setelah Ahok Terpenjara, Antipemerintah Jadi Motif Kuat Reuni 212)