Strategi Tim Jokowi Merebut 10 Lumbung Suara Prabowo
Musim kampanye pemilihan presiden (Pilpres 2019) telah tiba. Dua pasangan –Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto- saling melirik langkah masing-masing kubu untuk menggaet suara pemilih. Salah satu yang diincar Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf yakni merebut lumbung suara Prabowo.
Juru bicara Tim Jokowi-Ma’ruf, Arya Mahendra Sinulingga, mengatakan dukungan kepala daerah dan mesin partai bakal menjadi modal dalam menggarap pemilih di sepuluh daerah yang sebelumnya dimenangkan Prabowo Subianto dalam pilpres 2014. Daerah-daerah tersebut yaitu Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Menurut Arya, dukungan dari para kepala daerah tersebut bakal didapatkan lantaran mereka telah merasakan dampak kebijakan Jokowi selama ini. “Artinya support untuk orang-orang sana langsung terasa selama empat tahun,” kata Arya di Posko Cemara, Jakarta, Selasa (25/9). (Baca pula: Dilantik Jadi Wagub NTB, Kakak TGB Ikuti Jejak Adik Dukung Jokowi)
Selain itu, kerja mesin partai Koalisi Indonesia Kerja di sepuluh daerah tersebut bakal lebih besar dibandingkan Koalisi Indonesia Adil Makmur. Ada sembilan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja, yakni PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, Hanura, PKPI, PSI, Perindo.
Sementara itu, hanya ada lima partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Adil Makmur, yaitu Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, Berkarya. “Dari segi jumlah orang kami jauh lebih banyak, bertambah banyak infanteri kami dibanding mereka,” ujar Arya.
(Baca juga: Dua Pengusaha Muda Perkuat Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin).
Dengan serentaknya pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif, calon dari sembilan partai di Koalisi Indonesia Kerja dapat bekerja lebih optimal sampai ke tingkat akar rumput. Alhasil, Arya meyakini hal tersebut pun efektif menggaet suara para pemilih di sepuluh daerah tadi.
Dua strategi ini akan diperkuat dengan upaya penggalangan suara oleh Ma'ruf Amin. Peran dia menggarap kantong-kantong tersebut lantaran sosoknya sebagai ulama cukup diperhitungkan. Dua modal besar Ma’ruf yakni ia merupakan tokoh utama Nahdatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia.
Wakil Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani meyakini pensosokan Ma'ruf akan menepis isu-isu agama yang selama ini menyerang Jokowi. Selain itu, Ma’ruf juga memiliki komunikasi yang baik dengan berbagai elemen di sepuluh wilayah tersebut.
Alhasil, akan lebih mudah bagi Ma'ruf untuk menggaet pemilih muslim di lumbung suara tersebut. “Pak Kiai Ma'ruf tentu akan lebih banyak berperan di sana,” kata Arsul. (Baca: Ma'ruf Amin Berfokus Gaet Pemilih di 10 Lumbung Suara Muslim)
Untuk makin mematangkang langkah-langkah tersebut, Tim Jokowi-Ma'ruf juga telah menyerahkan visi dan misinya ke Komisi Pemilihan Umum. Tim Jokowi mengklaim visi-misi petahana jauh lebih baik dibandingkan milik Prabowo-Sandiaga. Alasannya, Prabowo-Sandiaga dinilai kurang lengkap dalam menyusun visi-misinya menyelesaikan persoalan di Indonesia.
Di kubu sebrang, Tim Prabowo-Sandi menyatakan visi-misi disusun berdasarkan masukan masyarakat, terutama isu ekonomi. “Kami bersentuhan dengan rakyat dan mendapatkan keluhan terkait segala macam dinamika yang kemudian menjadi bahan untuk menyusun visi-misi,” kata politisi Gerindra Gusmiyadi. (Baca: Perbandingan Visi Misi Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi)
Dia menyatakan koalisi Prabowo-Sandiaga lebih banyak mendorong penyelesaian persoalan ekonomi karena rakyat banyak menghadapi tantangan di bidang tersebut. Pihaknya fokus pada gerakan pembangunan ekonomi yang ditawarkan Prabowo-Sandiaga yaitu lebih banyak menyentuh sektor rill.