Bos Freeport Tony Wenas Bicara Soal Bisnis, Lingkungan dan HAM
Ketua Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sekaligus Direktur Eksekutif Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan pentingnya menegakan tiga prinsip untuk bisnis yang berkelanjutan. Ketiga pilar utama yang harus dijalankan bersamaan yakni profit (keuntungan), people (manusia), dan planet
Ketiganya, menurut Tony, bermuara pada penegakan Hak Asasi manusia (HAM). "Jadi perusahaan bukan hanya mengejar profit, tapi juga peduli terhadap people dan juga planet," ujar Tony saat acara temu media, di Hotel Aston Kuningan Suites, Jakarta, Jumat (21/4).
Menurutnya, pilar yang pertama yakni mengejar keuntungan sudah pasti dijalankan semua perusahaan. Namun, perusahaan yang ada juga perlu menegakan pilar kedua yaitu unsur manusia, baik pegawai maupun masyarakat luas.
(Baca juga: Pengusaha Minta Dilibatkan untuk Hadapi Resolusi Sawit Eropa)
Tony mengatakan, perusahaan harus bisa memberikan gaji yang layak dan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawainya. "Contoh karyawan sejahtera, pasti akan betah. Karyawan keluar itu rugi (karena) sudah investasi banyak, kalau ganti baru kita training lagi," ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan masyarakat sekitarnya, terutama dengan menyalurkan kewajiban berupa corporate social responsibility (CSR). Namun, Tony menekankan, CSR yang dilakukan jangan hanya yang bersifat jangka pendek dan musiman.
Menurutnya, perusahaan harus menetapkan program CSR yang berkelanjutan. Karena, dengan begitu, masyarakat akan mendukung bisnis perusahaan dan meminimalisir dampak demonstrasi yang menjadi kerugian bagi perusahaan.
(Baca juga: Panggil Manajemen Freeport, Wiranto Bahas Dampak Keamanan)
Kemudian, Tony juga menekankan, perusahaan harus menjalankan pilar yang ketiga yakni peduli terhadap lingkungan (planet). Dirinya mencontohkan, dalam usaha pertambangan, proses eksploitasi dan konservasi harus seimbang. Apabila eksploitasi di satu tempat, maka perusahaan harus mengimbanginya dengan pembukaan area konservasi seperti hutan raya di tempat lain.
"Kita harus buat seimbang. Jangan sampai alam yang menyesuaikan diri. Itu namanya bencana alam buat kita," ujarnya.
Untuk itu, Tony mengatakan, enam perusahaan yakni PT Bakrie Telecom Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Medco Power Indonesia, PT Holcim Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Riau Andaan Pulp & Paper, mendirikan IBCSD yang bertujuan untuk memimpin dunia bisnis berperan sebagai katalisator perubahan menuju pembangunan berkelanjutan.
(Baca juga: Tony Wenas Wakili Freeport, Negosiasi dengan Pemerintah Dimulai)
Selain itu, lembaga ini juga untuk mendukung lisensi bisnis dalam beroperasi, melakukan inovasi, dan berkembang sesuai dengan isu pembangunan berkelanjutan.
"Kalau sustainable ini kita bicara 50-100 tahun. Yang di keluarkan ke people dan planet itu investasi dan ini akan kembali ke perusahaan," ujarnya.