Jokowi Tepis Rencana Reshuffle Kabinet di Akhir Tahun
Presiden Joko Widodo menepis isu perombakan (reshuffle) kabinet yang sedang beredar saat ini. Dia menegaskan bahwa tidak ada rencana apa pun terkait perombakan susunan menteri atau kepala lembaga di kabinetnya saat ini.
"Tidak ada (rencana reshuffle kabinet)," kata Jokowi dalam keterangannya saat meninjau pembangunan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Kamis (29/12). Bahkan, dia sempat dua kali mengulang penegasannya tersebut, dengan jawaban yang sama ketika kembali ditanyakan awak media.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga telah memberikan bantahannya soal rumor tersebut. Hal dikemukakannya saat melakukan kunjungan kerja meninjau korban banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Rabu kemarin.
"Belum. Belum dibicarakan," terang Jusuf Kalla (JK). (Baca: Ritual Silaturahmi Jokowi: Makan Siang dan Teh di Beranda Istana)
Juru Bicara Presiden Johan Budi juga menyatakan tidak mengetahui adanya rencana perombakan kabinet saat ini. Dia pun menegaskan bahwa kewenangan perombakan kabinet ada pada Presiden Joko Widodo dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
"Saya belum pernah mendengar secara langsung dari Presiden soal ada reshuffle lagi. Merombak kabinet sepenuhnya kewenangan sekaligus hak prerogatif presiden," ujarnya.
Sekadar informasi, sepanjang dua tahun lebih pemerintahan Jokowi-JK sudah dua kali melakukan perombakan kabinet. Pertama dilakukan pada Agustus 2015, kemudian berlanjut pada Juli lalu.
Pada perombakan pertama, Jokowi mengubah susunan menteri ekonomi. Diantaranya dengan memasukkan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan. (Baca: Jokowi Lantik Wajah Baru Kabinet Kerja)
Perombakan kedua, Jokowi memasukkan beberapa nama baru dalam kabinetnya, seperti Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan, Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan, Asman Abnur sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, dan Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian.
Isu perombakan kabinet saat ini berkembang menyusul semakin dekatnya hubungan Ketua Umum Partai Gerindra dengan Jokowi dalam beberapa bulan terakhir. Kedekatan ini mengndikasikan adanya rencana Jokowi memasukkan beberapa kader Gerindra dalam kabinetnya.