Dikabarkan Masuk Panama Papers, Menteri Rini: Bawa Buktinya!
Sepekan ini ada kabar tak sedap menerpa Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Satu di antaranya, nama mantan Menteri Perindustrian era Presiden Megawati Soekarno Putri ini dikabarkan masuk dalam Panama Papers. Ini merupakan bocoran dokumen dari firma hukum Mossack Fonseca, Panama yang berisi nama para pemilik akun di negara-negara suaka pajak atau tax havens.
Atas kabar tersebut, Rini menampiknya. Dia malah menuding ada yang ingin menjatuhkannya. Rini merasa belakangan ini ada pihak yang berlaku kurang baik terhadapnya. “Ada rumor dan ada gosip katanya nama Rini ada di Panama Papers,” kata Rini dengan suara parau di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 15 April 2016. “Saya meyakini seyakin-yakinnya, itu tidak ada dasarnya. Kalau ada bukti-bukti, silakan bawa kesini!” (Baca: Masuk Panama Papers, Ketua BPK: Diminta Anak Buat Perusahaan).
Panama Papers merupakan dokumen yang dirilis secara serentak di seluruh dunia oleh organisasi wartawan investigasi global (ICIJ) sejak Senin awal pekan lalu. Data yang bersumber dari bocoran informasi Mossack Fonseca ini menyangkut 11,5 juta dokumen daftar klien Fonseca dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang diduga sebagai upaya untuk menyembunyikan harta dari endusan aparat pajak di negara masing-masing.
Sejumlah nama politisi, bintang olahraga, dan selebriti yang menyimpan uang mereka di berbagai perusahaan cangkang di luar negeri tercatat dalam dokumen tersebut. Tercatat, dokumen Panama Papers masuk dalam file sebesar 2,6 terabyte (TB). Perinciannya, ada 4,8 juta e-mail, 3 juta database, 2,1 juta dokumen PDF, 1,1 juta foto, 320 ribu dokumen teks, dan 2.000-an file lainnya. (Lihat juga: Unit Khusus Pajak Telisik Ribuan Nama WNI dalam Panama Papers).
Di Indonesia, Tempo merupakan satu-satunya media yang masuk dalam jaringan ICIJ yang turut menelisik isi dokumen tersebut. Hingga hari ini, Tempo belum pernah memunculkan nama Rini Soemarno terkait dokumen ini. Adapun nama yang sudah disiarakan di antaranya saudagar minyak Riza Chalid serta dua pengusaha buron Joko Soegiarto Tjandra dan Agus Anwar. Juga, yang paling membuat ramai publik, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis.
Selain diisukan masuk dalam Panama Papers, Rini juga mengatakan ada pihak yang menyerangnya dengan menyebarkan isu terjerat skandal suap di Cina. Hal ini terkait dengan pembangngunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dalam isu yang disebarkan tersebut, Rini dituduh menerima dana US$ 5 juta dalam pengadaan proyek ini. (Baca: Heboh Panama Papers Mengguncang Berbagai Negara).
Namun, Rini kembali menyanggahnya. “Marilah kita melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa kita. Kalau ada waktu senggang, mari berpikir bagaimana bisa memperbaiki kondisi Indonesia, janganlah berpikir untuk menjatuhkan orang,” ujarnya. Sebelumnya, dia telah menyatakan kabar tersebut dibuat-buat. “Saya tertawa saja, tolong kasih buktinya. Panggil saya.”