Amerika Bantu Pengembangan Energi Baru dan Cadangan Minyak Strategis
KATADATA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyepakati enam kerjasama di sektor energi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS). Di antaranya bantuan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan serta cadangan minyak bumi strategis atau (Strategic Petroleum Reserves/SPR). Ini bagian dari hasil lawatan Menteri ESDM Sudirman Said dan Presiden Joko Widodo ke AS pada awal pekan ini.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Hufron Asrofi menyatakan Sudirman Said telah meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara pemerintah Indonesia dengan AS untuk pengembangan kerjasama di bidang energi, Senin (26/10). Kerjasama dua negara tersebut meliputi enam bagian.
Pertama, penelitian mengenai penangkapan dan penyimpanan karbon, termasuk pemanfaatan dan pengangkutan karbon dioksida serta penilaian risiko. Kedua, penelitian mengenai cadangan minyak bumi strategis (SPR). “Termasuk menggalakkan pengembangan SPR,” imbuh Hufron dalam siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (27/10).
Ketentuan mengenai cadangan penyangga sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional. Cadangan energi nasional meliputi cadangan strategis, cadangan penyangga energi, dan cadangan operasional, yang dibutuhkan untuk menjamin ketahanan energi nasional.
Perinciannya, cadangan strategis diatur dan dialokasikan oleh pemerintah untuk menjamin ketahanan energi jangka panjang. Cadangan penyangga energi disediakan pemerintah untuk mengatasi kondisi krisis dan darurat energi. Sementara cadangan operasional disediakan oleh badan usaha dan industri energi. Namun, saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan operasional bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero), yang bisa mencukupi kebutuhan BBM selama 22 hari.
Kerjasama ketiga, pengembangan dan pengunaan energi terbarukan, terutama untuk lokasi-lokasi on-grid dan off-grid yang terpencil dan integrasi sumber listrik terbarukan dengan jaringan listrik. Keempat, inisiatif efisiensi energi, seperti aplikasi industri, peralatan listrik rumah tangga efisien dan teknologi smart grid.
Kelima, pembentukan pusat keunggulan energi terbarukan. Keenam, bidang kerja sama lain yang disepakati bersama secara tertulis.
Bentuk kerjasama enam bidang tersebut adalah perencanaan alih teknologi, berbagi pengetahuan dan pertukaran informasi, pelatihan dan pendidikan, perencanaan pelaksanaan proyek, hingga pertukaran ilmuwan dan ahli teknis. “Kerjasama ini diharapkan dapat menanggapi berbagai masalah teknologi dengan pendekatan lintas sektoral antara Indonesia dan AS,” kata Hufron.
Terkait dengan energi baru dan terbarukan, Presiden AS Barack Obama menyampaikan apresiasinya kepada Jokowi dan pemerintah Indonesia. Obama menilai arah pembangunan energi Indonesia semakin memberi peran pada energi bersih dan energi terbarukan. Untuk itu, AS turut mendukung pengembangan energi bersih dalam bentuk bantuan dana. Namun, dia tidak menyebutkan nilai bantuan yang akan dikucurkan AS kepada Indonesia.
Sudirman Said juga masih enggan menyebutkan nilai bantuan tersebut. Yang jelas, dia mengungkapkan, masih ada MoU yang akan diteken dengan Menteri Energi AS. " MoU besok (Rabu) ditandatangani, untuk kerjasama pengembangan energi bersih termasuk center of excellent clean energy," katanya kepada Katadata, Selasa (27/10).
Dalam lawatannya ke AS, Menteri ESDM juga menghadiri acara Roundtable Discussion dengan raksasa korporasi energi dan tambang di AS. Antara lain General Electric, ConocoPhillips, dan Freeport McMoran.