Impor Pangan Melonjak, Rupiah Terkena Imbas

Image title
Oleh
3 Desember 2013, 00:00
2295.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Dok. KATADATA

Pemerintah, seperti disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, akhir pekan lalu menekankan akan memperketat impor komoditas pangan. Hal ini akan dilakukan sebagai salah satu dari sejumlah langkah untuk mengendalikan nilai tukar rupiah yang semakin terpuruk ke level 12.000 per dolar AS. Selain mengendalikan impor produk pangan, pemerintah akan menaikkan pajak penghasilan barang konsumsi impor, serta menaikkan pajak penjualan barang mewah.

Untuk mengurangi impor komoditas pangan tersebut, pemerintah berniat mewujudkan swasembada pangan untuk lima produk prioritas. Kelima produk pangan yang menjadi prioritas swasembada pemerintah adalah beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi. Daging sapi, meskipun bukan termasuk lima besar produk pangan yang diimpor, namun kebutuhan impornya terus mengalami peningkatan. Sepanjang 10 bulan pada 2013, nilai impor daging dan sapi potong mencapai hampir US$ 400 juta.

Gandum, kendati merupakan produk pangan impor terbesar, bukan menjadi prioritas pemerintah untuk swasembada. Pertimbangannya, gandum bukan merupakan tanaman yang tumbuh dengan baik di Indonesia. Lebih dari separoh kebutuhan gandum Indonesia diimpor dari Australia. Sepanjang periode Januari - Oktober, impor gandum dari Australia mencapai US$ 1,2 miliar.

Gandum sejauh ini merupakan bahan baku untuk pembuatan beragam jenis produk makanan olahan utama di Indonesia. Selain untuk roti, gandum juga menjadi bahan baku untuk mie instan yang menjadi salah satu produk makanan populer di negeri ini.

Halaman:
Reporter: Heri Susanto
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...