Beda Protokol Penumpang di Soetta dan Bandara Hong Kong Saat Corona
Antrean penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta atau Soetta kemarin (14/5) pagi sempat membludak. Penyebabnya 13 rute penerbangan dibuka bersamaan pada pukul 04.00-05.00. Kejadian ini pun menjadi sorotan publik lantaran dianggap berpeluang meningkatkan penyebaran virus corona.
13 penerbangan tersebut terdiri dari 11 penerbangan Lion Air Groups dan 2 penerbangan Citilink. Seluruhnya dilakukan dalam waktu bersamaan.
Mengklarifikasi kejadian tersebut, Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga menyatakan pihaknya telah berupaya mengatur antrean calon penumpang yang membludak. Ia pun menyatakan antrean ini karena penumpang menunggu verivikasi dokumen di posko pemeriksaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Karena, selama masa pandemi ini penumpang wajib memenuhi syarat dokumen sebelum bisa melakukan perjalanan. Dokumen tersebut antara lain, tiket penerbangan, surat keterangan dinas, surat bebas covid-19, dan dokumen lain sesuai yang tercantum dalam Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
“Kami selalu berupaya untuk menjaga physical distancing di setiap area dan penerapan physical distancing di Soekarno-Hatta juga akan dievaluasi berkala melihat situasi dan kondisi terkini yang cukup dinamis,” kata Febri.
(Baca: Terdampak Corona, Freeport Indonesia Ajukan Penundaan Proyek Smelter)
Terkait kasus ini pula, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto menyatakan mendapat informasi maskapai yang diduga tidak menerapkan pembatasan penumpang. Permenhub Nomor 18 tahun 2020 membatasi jumlah penumpang paling banyak 50% dari kapasitas pesawat.
Kemenhub pun menginvesitigasi untuk mendapatkan fakta dan bukti terkait kejadian tersebut. Bagi maskapai yang terbukti melanggar aturan itu, sanksi tegas akan diberikan.
Terpisah, Lion Air Group mengakui kemarin telah memberangkatkan penumpang melebihi batas yang diperbolehkan Kemenhub. Manajemen maskapai berdalih hal itu dilakukan karena beberapa penumpang berkebutuhan mendesak meminta penjadwalan ulang perjalanan.
"Serta perjalanan grup dari keluarga atau rombongan yang menginginkan dalam satu penerbangan dengan duduk berdekatan atau satu baris," kata kata Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Kamis (14/5).
(Baca: Bank BUMN Gencar Terbitkan Surat Utang Valas Untuk Perkuat Likuiditas)
Angkasa Pura Batasi Penerbangan di Soetta
PT Angkasa Pura II pada Senin (11/5) lalu sebenarnya telah mengeluarkan prosedur baru keberangkatan di Bandara Soetta untuk memenuhi kebutuhan penumpang berkebutuhan mendesak. Terdapat 7 langkah yang mesti dilakukan calon penumpang sebelum dapat melakukan penerbangan.
Pertama, titik layanan hanya terdapat di Terminal 2 Gate 4 dan Terminal 3 Gate 3. Di setiap titik tersebut terdapat posko pemeriksaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Kedua, penumpang wajib menunjukkan berkas kelengkapan perjalanan sesuai peraturan yang berlaku. Ketiga, wajib mengisi kartu kewaspadaan kesehatan dan formulir penyelidikan epidemologi yang diberikan personel kantor kesehatan pelabuhan.
Keempat, penumpang menunjukkan berkas-berkas dalam prosedur sebelumnya untuk dicek ulang oleh petugas kelengkapan. Kelima, penumpang menuju konter check-in untuk memdapat boarding pass dengan menunjukkan surat beres dari petugas kantor kesehatan pelabuhan. Keenam, penumpang menuju security check point 2 untuk diperiksa petugas keamanan aviasi. Ketujuh atau terakhir, penumpang bisa menuju ke aula keberangkatan untuk menunggu jadwal pemberangkatan pesawat.
Hari ini (15/5), Angkasa Pura II pun resmi membatasi slot penerbangan di Bandara Soetta demi menghindari membludaknya antrean lagi. Hanya 5-7 penerbangan per jam di Terminal 2 yang diperbolehkan. Selain itu, juga akan menata kembali sistem antrean penumpang dan memastikan jumlah penumpang di setiap penerbangan hanya 50% dari kapasitas kursi pesawat.
“Kami telah evaluasi dan kemudian mengimplementasikan kebijakan baru. Pada pagi hari ini, 15 Mei 2020, proses keberangkatan penumpang di rute domestik berjalan lancar di Soekarno-Hatta, baik itu di Terminal 2 dan 3,” kata kata President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin melalui siaran pers, Jumat (15/5).
(Baca: Prediksi Chairul Tanjung Soal Bisnis di Masa New Normal)
Tak Seketat di Hongkong
Meskipun begitu, kebijakan aktivitas di Bandara Soetta tak seketat di Bandara Internasional Hong Kong. Melansit The Sun, bandara ini adalah yang pertama di dunia melakukan pengetesan covid-19 kepada seluruh penumpang yang datang dari luar negeri. Untuk penumpang yang menunjukkan gejala atau tidak.
Para penumpang yang masuk ke Hong Kong melalui bandara ini juga mendapatkan gelang elektronik pendeteksi lokasi mereka selama masa karantina 14 hari. Pemerintah Hong Kong pun menyediakan hotel khusus bagi penumpang yang belum mendapatkan tempat tinggal selama masa karantina.
Selain itu, penumpang pun mendapatkan fasilitas disinfektan seperti hand sanitizer. Sebuah robot disinfektan bernama Whiz pun disediakan. Robot ini mensterilisasi menggunakan sinar UV. Penumpang yang datang kemudian dicek suhu badannya.
Setelah melakukan cek suhu badan, para penumpang dibekali termometer untuk pengecekan mandiri selama masa karantina. Kemudian petugas akan mengarahkan mereka ke AsiaWorld-Expo Convention Centre yang menjadi pusat pencegahan.
Di gedung tersebut, para penumpang mengisi kartu pernyataan kesehatan dan melakukan tes lendir saliva di bilik-bilik yang telah disediakan. Hasil tes akan keluar dalam tiga hari. Bagi yang hasil tesnya positif langsung diarahkan ke rumah sakit. Bagi yang negatif bisa langsung ke rumah dan melanjutkan karantina mandiri.
Guna menjaga prosedur ketat ini tetap berjalan, otoritas bandara Internasional Hong Kong menyatakan hanya bisa melayani penerbangan ukuran sepesawat penuh dalam satu waktu. Padahal di masa normal mereka bisa melayani 1.100 penerbangan harian dari lebih 200 destinasi.
Kini Hong Kong menjadi salah satu wilayah yang telah berhasil melandaikan penyebaran virus corona. Menurut data John Hopkins University and Medicine, Hong Kong hanya mengalami penambahan 1 kasus pada 14 Mei. Total pasien positif sebanyak 1.052 orang dan yang sembuh 1.009 orang.