Mal di Jakarta Hanya Terisi 30% Pengunjung Saat PSBB Transisi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa jumlah pengunjung mal di Ibu Kota masih jauh bawah kapasitasnya sejak masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai 5 Juni lalu. Sepinya pusat perbelanjaan karena masyarakat masih takut berkunjung di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia mengatakan secara rata-rata, jumlah pengunjung pada hari kerja hanya 30%. Sedangkan pada akhir pekan angkanya meningkat sampai 40%.
Dia mengatakan kondisi ini sekaligus memastikan bahwa aturan pembatasan kapasitas di Jakarta sudah berjalan. “Mungkin orang belum terbiasa, masih takut,” kata Cucu di Jakarta, Selasa (23/6).
(Baca: Pengelola Mal Sebut Pengunjung Sepi Karena Takut Tertular Covid-19)
Cucu juga mengatakan kedatangan masyarakat ke mal saat pembatasan transisi juga tak sepenuhnya untuk berbelanja. Dia menjelaskan ada konsumen yang datang hanya untuk mengetahui penerapan protokol kesehatan dalam pandemi. “Orang masih beradaptasi untuk datang lihat seperti apa,” katanya.
Sebelumnya Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut mal masih sepi pengunjung lantaran konsumen khawatir tertular Covid-19. Hal ini menyebabkan hanya 80% gerai-gerai ritel yang kembali beroperasi.
"Kami lihat disini bahwa semakin kelas atas konsumennya semakin susah untuk datang ke mal karena ketakutannya semakin besar apalagi dengan isu di media sosial," kata Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan hari Senin (22/6).
Sedangkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan beban operasional perusahaan naik sekitar 30%. Hal ini lantaran seluruh aktivitas di pusat perbelanjaaan atau mal wajib menerapakan protokol kesehatan.
“Seperti hand sanitizer, disinfektan kemudian menjaga kebersihan seleuruh area dan memberi vitamin karyawan," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey beberapa waktu lalu.
(Baca: Pengunjung Sepi, Hanya 80% Gerai di Mal Sudah Beroperasi)