Jumlah Keluarga Sangat Miskin di Jakarta Meningkat saat Pandemi Corona

Dimas Jarot Bayu
26 Juni 2020, 18:30
Jumlah Keluarga Sangat Miskin di Jakarta Meningkat saat Pandemi Corona.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Warga beraktivitas di permukiman bantaran sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Rabu (15/4/2020). Sebuah survei mengungkapkan temuan jumkah penduduk miskin di Jakarta meningkat akibat corona.

Koalisi Pemantau Bansos Jakarta mencatat jumlah keluarga sangat miskin di Ibu Kota bertambah saat pandemi virus corona. Angka ini berdasarkan pendataan partisipatif yang dilakukan kepada 3.958 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 36 kelurahan di Jakarta pada 16 April-15 Mei 2020.

Dengan menggunakan asumsi standar kemiskinan di Jakarta, pertambahan keluarga sangat miskin mencapai 880 KK. Adapun sebelum pandemi, Koalisi Pemantau Bansos Jakarta mencatat hanya ada 2.310 keluarga yang sangat miskin di Jakarta.

"Sehingga pada saat Covid-19, terjadi peningkatan sampai 3.194 KK (sangat miskin)," kata Sekretaris Jenderal Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Dika Moehammad yang tergabung di Koalisi Pemantau Bansos Jakarta dalam diskusi virtual, Jumat (26/6).

(Baca: Strategi Bappenas Tahan Lonjakan Kemiskinan akibat Pandemi Corona)

Jika menggunakan asumsi standar kemiskinan nasional, pertambahan keluarga sangat miskin di Jakarta saat pandemi corona lebih besar lagi, yakni 1.054 KK. Sebelum pandemi, Dika menyebut jumlah keluarga sangat miskin di Jakarta hanya sebanyak 1.437 KK.

"Pada saat Covid-19 itu keluarga sangat miskin meningkat menjadi 2491 KK," katanya.

Dika mengatakan, peningkatan ini terjadi karena adanya pergeseran dari keluarga dengan kategori pendapatan lainnya ketika pandemi corona terjadi. Dengan menggunakan asumsi standar kemiskinan Jakarta, Dika menyebut ada 291 KK yang berpindah dari kategori rentan miskin menjadi sangat miskin di Jakarta.

Kemudian ada 212 KK yang berpindah dari kategori hampir miskin menjadi sangat miskin di Jakarta dan  270 KK berpindah dari kategori tidak miskin menjadi sangat miskin.

"Kemudian keluarga yang tadinya kami identifikasi miskin sebanyak 244 KK. Pada saat Covid-19, ada sekitar 202 bergeser masuk ke kategori keluarga sangat miskin," ujar dia.

Dengan asumsi standar kemiskinan nasional, dia menyebut ada 178 KK yang bergeser dari kategori rentan miskin menjadi sangat miskin di Jakarta. Berikutnya, ada sebanyak 96 KK yang berpindah dari kategori hampir miskin menjadi sangat miskin di Jakarta.

Lalu, 705 KK berpindah dari kategori tidak miskin menjadi sangat miskin. "Kami temukan adanya pergeseran peningkatan jumlah keluarga sangat miskin yang cukup signifikan," ujarnya.

Kehilangan Pekerjaan

Dalam kesempatan tersebut, Dika juga menyebut 60% responden menyatakan telah kehilangan pekerjaannya karena pandemi corona. Ini artinya, ada 2.382 KK yang didata Koalisi Pemantau Bansos Jakarta terkena PHK saat ini.

Sebanyak 1.163 KK atau 32% responden menyatakan tidak terkena PHK. Sisanya sebanyak 326 KK menyatakan tidak memiliki pekerja di lingkungan keluarga mereka.

Adapun, 92% responden menyatakan tidak memiliki aset yang bisa digunakan ketika keadaan ekonomi mereka makin parah. Hanya 8% responden yang menyatakan memiliki aset.

(Baca: Proyeksi Suram Ekonomi Indonesia dan Dampak Turunannya)

Sebanyak 62% responden menyatakan memiliki jaminan kesehatan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Jakarta Sehat (KJS), atau BPJS Kesehatan. Sementara, 35% responden hanya memiliki jaminan berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

"Dari temuan itu, kami berkesimpulan sebagian besar keluarga miskin yang menjadi sasaran responden kami tidak memiliki ketahanan ekonomi dan sosial yang cukup dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," kata dia.

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...