Jumlah Penumpang Transportasi Umum Melonjak Pasca-Relaksasi PSBB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan bahwa sektor transportasi pada Juli 2020 mulai bergeliat seiring dengan relaksasi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penumpang pada periode tersebut dibandingkan periode sebulan sebelumnya. Peningkatan pun terjadi di seluruh moda transportasi. "Tetapi belum pulih atau normal," ujarnya dalam konferensi virtual, Selasa (1/9).
Menurut data BPS, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Juli sebanyak 1,5 juta orang atau naik 135,74% secara bulanan. Peningkatan jumlah penumpang terjadi di semua bandara utama yang diamati, dengan peningkatan terbesar di Bandara Ngurah Rai-Denpasar sebesar 263,16%.
Setelah itu peningkatan jumlah penumpang di Bandara Soekarno Hatta-Banten berada di urutan kedua sebesar 145,24%, diikuti Bandara Kualanamu-Medan 119,93%, Bandara Hasanuddin-Makassar 97,53%, dan Bandara Juanda-Surabaya 89,08%.
Meski demikian jumlah penumpang domestik terbesar tercatat melewati Bandara Soekarno Hatta yakni mencapai 427 ribu orang atau 29,34% dari total penumpang penerbangan domestik, diikuti Juanda-Surabaya 121 ribu orang atau 8,31%.
Suhariyanto mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan kabar yang menggembirakan. Harapannya, perlahan kehidupan akan menjadi normal dengan mematuhi protokol kesehatan. "Sehingga geliat transportasi juga makin membaik bulan berikutnya," ujar dia.
Kendati demikian, jumlah penumpang udara domestik dibanding Juli 2019 masih turun 79,58%. Sementara jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau internasional pada Juli 2020 sebanyak 25 ribu orang atau naik 57,67% dibanding Juni 2020.
Peningkatan jumlah penumpang internasional terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar 133,33%, Soekarno Hatta-Banten 54,79%, dan Bandara Juanda-Surabaya 25%. Sedangkan Bandara Kualanamu-Medan tetap, dan Hasanuddin-Makassar bulan Juli masih tidak ada penumpang.
Jumlah penumpang internasional terbesar melalui Bandara Soekarno Hatta-Banten yaitu mencapai 22 ribu orang atau 87,94% dari total penumpang ke luar negeri, diikuti Ngurah Rai-Denpasar dua ribu orang atau 8,17%.
Sementara itu untuk moda angkutan laut, jumlah penumpang pada Juli 2020 tercatat sebanyak 836 ribu orang atau naik 29,63% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan jumlah penumpang tertinggi terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok 1.000%, Belawan 600%, Makassar 77,27%, Tanjung Perak 62%, dan Balikpapan 50%.
Jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada Juli 2020 sebanyak 12,2 juta orang atau naik 31,73% dibanding bulan sebelumnya. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang pelaju alias commuter Jabodetabek, yaitu sebanyak 11,1 juta orang atau 90,83% dari total penumpang kereta api.
Peningkatan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing-masing naik 29,39%, 59,91%, dan 83,33%.
Suhariyanto menjelaskan alasan jumlah penumpang kereta api naik tinggi yaitu sudah bertambahnya frekuensi perjalanan kereta. Kemudian, jam operasional kereta api juga sudah kembali menjadi normal. "Jumlah penumpang KRL sekarang juga sudah 4 ribu orang meski masih jauh dari normal 9 ribu orang," katanya.
Menurut hasil survei BPS yang bertajuk “Sosial Demografi Dampak Covid-19”, masyarakat memang cenderung menghindari penggunaan transportasi umum (termasuk transportasi online) sejak pandemi corona merebak di Tanah Air.
Menurut survei BPS yang menggunakan rancanganan non probability sampling, 82,5% responden memilih opsi selain transportasi umum. Walaupun masih ada masyarakat yang terkadang memanfaatkan transportasi umum sebanyak 4,8%, serta 12,7% masih aktif menggunakan transportasi umum.