Klaster Industri Sumbang 62% Kasus Positif Covid-19 di Bekasi
Pemerintah Kabupaten Bekasi mencatat 62 persen kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayahnya berasal dari klaster industri. Hingga Rabu (7/10), akumulasi kasus infeksi virus corona mencapai 3.153 kasus dengan rata-rata penambahan sebanyak 95 kasus per hari.
Sebanyak 2.715 pasien atau 86 persen diantaranya dinyatakan sembuh, sedangkan 50 orang meninggal. Untuk 118 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit dan 270 orang isolasi mandiri.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah menyebut kasus terkonfirmasi positif itu tersebar di puluhan perusahaan. Bahkan, pihaknya menemukan ada satu perusahaan yang angka kasusnya menembus ribuan orang.
"Di pabrik Epson Cikarang menembus angka ribuan, yakni 1.117 kasus aktif," kata Alamsyah dikutip dari Antara pada Rabu (7/10).
Pemerintah Kabupaten Bekasi pun tengah berupaya menambah fasilitas tempat tidur pasien Covid-19, baik untuk isolasi mandiri terpusat maupun ruang perawatan di rumah sakit dengan sarana Intensive Care Unit (ICU). Pasalnya, tingkat keterisian ruang perawatan telah mencapai 70 persen dari 265 tempat tidur yang disediakan di rumah sakit maupun ICU.
Sedangkan tempat isolasi mandiri terpusat, baik di Wisma Mahasiswa President University maupun Labkesda, dengan total 105 kamar tidur telah terisi penuh. "Kami sedang proses penyediaan hotel untuk menambah ruang isolasi baru," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui video conference meminta Pemkab Bekasi menekan angka penularan kasus Covid-19 terutama dari klaster industri. Caranya dengan memperketat pengawasan protokol kesehatan terhadap perusahaan agar tidak menambah klaster baru.
"Klaster industri ini bisa kita tekan, angka turunnya kasus di Kabupaten Bekasi dan Jawa Barat ini akan sangat signifikan. Saya meminta Bupati Bekasi untuk membuat edaran ke pabrik-pabrik supaya klaster industri bisa ditekan," katanya.
Selain klaster kawasan industri, Ridwan Kamil juga mewaspadai klaster keluarga di wilayah Bodebek. Pasalnya, klaster keluarga yang isolasi mandiri di rumah masing-masing lebih besar berpotensi menularkan kepada orang-orang terdekat atau tetangga apabila dilaksanakan tanpa pengawasan petugas medis.
Gunakan Masker dengan Benar
Dilansir dari situs covid-19.go.id, Dokter Spesialis Paru/Konsultan Intensivist dan Gawat Nafas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta dr. Dewiyana Andari Kusmana, SpP (K) menyebut penyebaran Covid-19 dapat dicegah. Salah satunya dengan menggunakan masker dengan benar.
Dia menyinggung kebiasaan masyarakat menggunakan masker yang keliru. Sehingga masker tidak berfungsi secara maksimal.
Salah satu kesalahan dalam penggunaan masker yaitu tidak menutupi hidung dan mulut, melainkan menutupi dagu atau jenggot. Begitu juga saat berbicara, masker seharusnya tetap digunakan agar droplet yang tak sengaja keluar tidak menyebar karena tertahan masker.
“Pakai masker yang benar menutupi hidung sampai dagu. Kalau pakai di dagu apa yang ditutupi hanya lambang,” ujar Dewiyana.
Dia juga memperingatkan masyarakat untuk selalu menjaga jarak dan menghindari kerumunan ketika ke luar rumah. Tak lupa, lanjutnya, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Seluruh protokol kesehatan itu, yang disebut sebagai #Gerakan3M, merupakan upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan