Bermula Gandeng Komunitas, Produsen Sepeda Element Tembus Pasar Ekspor
Pandemi covid-19 membawa berkah bagi produsen sepeda merek Element, PT Roda Maju Bahagia. Sejak akhir Mei lalu, perusahaan ini mengalami lonjakan permintaan seiring berkembangnya tren bersepeda.
Direktur Utama PT Roda Maju Bahagia Hendra menyatakan permintaan yang datang bukan hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri seperti Thailand, Malaysia juga Korea. Hendra mengatakan perusahaan berupaya meningkatkan kualitas dengan harga yang terjangkau.
“Tujuannya untuk membuat barang berkualitas dengan harga yang masuk akal, mengingat saat ini tren sepeda masih melaju namun harga yang ditawarkan di pasaran relatif mahal,” ujar Hendra dalam acara webinar Katadata bertajuk ‘Jurus Sepeda Element Menembus Pasar Dunia’, Selasa (27/10).
Untuk mendukung ekspansi ke luar negeri, Hendra memperluas kapasitas pabrik di Kendal, Jawa Tengah. Pabrik di Kendal dibangun mulai 2017 dengan luas bangunan 12.000 meter. Sebelum relokasi ke Kendal, Hendra memproduksi sepeda dari pabrik di Kawasan Pergudangan Dadap, Tangerang pertama seluas 7.000 meter persegi.
Hendra mengatakan untuk membangun merek sepedanya dia membangun bisnis dengan menggandeng komunitas sepeda seperti bike to work. Setiap meluncurkan produk dia mengundang anggota komunitas. "Kami terbuka kerja sama dengan pihak manapun, namun memang lebih memprioritaskan kerja sama dengan brand lokal," kata dia.
Untuk menjaga kualitas produk, Hendra siap menerima beragam masukan. "Kami meminta partner untuk melakukan uji coba sepeda yang hendak kami pakai. Sehingga nantinya mereka bisa memberi masukan dan kami pun bisa memperbaiki kualitas yang masih kurang,” kata dia.
Hendra juga mengoptimalkan website sosial media terutama di Instagram. "Agar brand Element makin dikenal dan masyarakat bisa menikmati produk kita dengan harga yang relatif terjangkau dari pasaran,” ujarnya.
Perwakilan dari Ikatan Alumni Prasetya Mulya Branding Club Syarova Soraya mengatakan untuk memperkuat bisnis sekaligus memperluas pasar, pelaku bisnis harus memahami target pasarnya. Setelah menentukan target pasar, selanjutnya memproduksi barang sesuai dengan segmen tersebut.
Strategi membangun merek diperlukan untuk memperkuat nilai dari suatu produk. Jika target dan produk yang dipasarkan sudah tepat, maka tak menutup kemungkinan brand tersebut akan mengalami perluasan pasar dengan jumlah konsumen yang meningkat.
“Dalam hal ini pengalaman konsumen juga dibutuhkan. Tentu dalam membangun brand tidaklah mudah, apalagi produk yang hendak kita pasarkan rawan kritik,” ujar Soraya.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan situs meta-search iPrice, selama masa pandemi, jumlah pemesanan sepeda naik hingga 50%. Pengguna sepeda di kawasan Ibu Kota meningkat hingga 1.000% pada minggu pertama Juli 2020 dibandingkan 2019.
Sepeda lipat, sepeda gunung dan sepeda anak menjadi tiga model sepeda yang menjadi tren di Indonesia. Adapun pencarian terbanyak ditempati sepeda lipat (folding bike). Search interest di Google Trends untuk sepeda lipat meningkat hingga 900% sejak 1 Maret hingga 21 Juni 2020.
Selanjutnya ada sepeda gunung (mountain bike) dengan kenaikan search interest hingga 680% sejak 1 Maret hingga 21 Juni 2020. Berikutnya, sepeda anak (Kids bicycle) dengan pencarian yang juga meningkat sejak 1 Maret sebesar 142%. Jenis sepeda road bike atau sepeda balap berada di peringkat terakhir dengan peningkatan pencarian sebesar 300% selama periode yang sama.