Kisah Luhut Merajut Kerja Sama Vaksin Covid-19 Pfizer dengan Bio Farma
Pemerintah akhirnya menjalin kerja sama dengan Pfizer Inc dalam pengadaan vaksin virus corona. Pfizer merupakan perusahaan farmasi pertama yang mengumumkan vaksin buatannya efektif mencegah Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Pfizer akan bekerja sama dengan BUMN Farmasi Bio Farma dalam pengadaan vaksin di Indonesia. Kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan Luhut dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan selama sekitar 15 menit tersebut, AS bersedia untuk membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin Covid-19.
Kesepakatan itu dilanjutkan dengan pembicaraan antara Secretary of Health Amerika Serikat dengan Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin serta BPOM lewat sambungan video call pada Senin (23/11) malam.
"Mereka membuat Pfizer kerja sama dengan Bio Farma. Indonesia menjadi bagian yang baik," kata Luhut secara virtual, Selasa (24/11).
Pembahasan kerja sama itu menambah daftar kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 oleh pemerintah Indonesia. Hingga saat ini terdapat 11 vaksin yang ada di daftar WHO dan dalam uji klinis fase 3.
Budi Gunadi mengatakan Indonesia sudah menjalin komunikasi dengan BioNtech asal Jerman, AstaZeenca asal Inggris, dan empat kandidat vaksin dari Sinofarm Bijing, Sinofarm Wuhan, Sinovac, dan cansino.
Pembicaraan soal vaksin ini dilakukan secara bilateral, antara perusahaan dengan perusahaan. Adapun pembicaraan secara multilateral dilaksanakan melalui Kementerian Kesehatan dengan organisasi seperti WHO, Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI), GAVI, dan UNICEF.
Meski begitu, Indonesia belum membuka pembicaraan dengan Moderna asal AS, Sputnik asal Rusia, dan Bharat asal India. "Keputusan akhir soal jenis vaksin, jumlah, dan harga, itu wewenang Pak Terawan (Menteri Kesehatan). Kami bantu kontak tujuh atau delapan pengembang vaksin untuk memberi opsi yang cocok bagi Indonesia," kata Budi.
Sebelumnya diberitakan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech diklaim dapat mencegah infeksi Covid-19 hingga 90%. Meski begitu, vaksin Pfizer dan BioNTech harus dikaji oleh kelompok pakar independen dan disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sedangkan pengembangan vaksin di Indonesia belum sampai analisis tingkat efikasi dari vaksin Sinovac dan Sinopharm yang dipesan dari perusahaan asal Tiongkok. Sedangkan, uji klinis dijadwalkan selesai pada April 2021.
Di sisi lain, distirbusi vaksin Pfizer dan BioNTech di Tanah Air akan menjadi pekerjaan besar buat pemerintah. Pasalnya, vaksin dengan basis RNA (ribonucleic acid) tersebut harus disimpan pada suhu minus 70 derajat celsius, tidak ideal untuk negara kepulauan tropis seperti Indonesia.
Sebagai gambaran, vaksin Sinovac dapat didistribusikan dalam suhu 2-8 derajat celsius, hampir sama untuk hampir semua jenis vaksin lain di Indonesia. Kecuali vaksin polio yang dapat bertahan hingga pada suhu 20 derajat Celsius.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan