Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Dilanjutkan, Basarnas Kerahkan 53 Kapal
Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu (9/1) terus dilanjutkan. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan 53 kapal untuk mencari pesawat bernomor register PK-CLC pada hari ketiga pencarian.
"Kalau kemarin masih sekitar 30-an, sekarang hari ini sekitar 53 kapal yang akan terlibat langsung dalam pencarian dan pertolongan," ujar Koordinator Misi SAR (SMC) Brigjen TNI (Mar) Rasman di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, penambahan jumlah kapal tersebut untuk mengantisipasi perluasan jangkauan pencarian puing-puing pesawat dan para korban. Kapal yang terlibat berupa "sea rider", jetski, perahu karet dan perahu karet kaku (rigid inflatable boat/RIB) untuk mengefektifkan pencarian dan pertolongan.
Jangkauan pencarian dan penyelamatan di udara dan permukaan air pada hari ketiga diperluas menjadi enam sektor seluas 222 mil laut (nautical mile/NM) persegi. Luas masing-masing pencarian area sebesar 37 NM persegi.
Sementara pada pencarian bawah air dengan luas area 16 NM persegi oleh KRI Rigel, KR Baruna Jaya (BPPT), dan Tim MGS, dan masa pencarian efektif hingga pukul 18.00 WIB. Selain itu, sebanyak 13 unit pesawat udara dikerahkan untuk pencarian bangkai pesawat dari sejumlah kementerian dan lembaga.
Kemudian untuk proses evakuasi di darat, khusus untuk ambulans ada penambahan menjadi 12 unit.
Sebanyak 2.600 personel dilibatkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan puing dan korban Sriwijaya Air hari ketiga. "Untuk pencarian tetap, semua apa saja yang bisa kita ambil. Pecahan (pesawat), kemudian korban dan sebagainya, kita upayakan," ujar Rasman.
Penyebab kecelakaan Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 belum diketahui. Namun, berikut adalah Databoks lima penyebab kecelakaan pesawat di dunia selama ini:
Kotak Hitam Pesawat
Sebelumnya, pada Minggu (10/1), KRI Rigel menangkap sinyal kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
“Pencarian adalah satu kegiatan yang tidak mudah. Tetapi rekan-rekan dari Basarnas, TNI, Polri, dan stakeholder lainnya bahu-membahu melakukan kegiatan ini dengan baik, sehingga kami bisa temukan lokasinya hari ini,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menhub bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kemarin turut ke titik lokasi jatuhnya pesawat dengan menggunakan Kapal KRI John Lie 358. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan seluruh jajaran TNI mendukung Basarnas dalam upaya pencarian.
TNI bersama Tim Gabungan juga tengah menyiapkan rencana pengangkatan potongan besar pesawat dengan menggunakan kapal yang memiliki alat crane untuk mengangkut benda besar.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 NM di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.