AstraZeneca: Tidak Ada Kasus Penggumpalan Darah dalam Uji Coba di AS
AstraZeneca menyatakan pada Senin (22/3) bahwa tidak menemukan risiko penggumpalan darah dari vaksin virus corona buatannya dalam uji coba skala besar di Amerika Serikat (AS). Adapun uji coba itu menunjukkan vaksin AstraZeneca efektif terhadap Covid-19 hingga 79% pada sasaran umum, dan 80% pada lansia.
Meski begitu, kepercayaan Eropa pada vaksin telah jatuh setelah peristiwa penggumpalan darah pada penerima vaksin AstraZeneca. Setidaknya 17 negara telah menangguhkan atau menunda penggunaan setelah laporan rawat inap dengan masalah pembekuan dan pendarahan.
Sedangkan negara-negara di Asia justru mempercepat vaksinasi menggunakan vaksin tersebut. Selain itu, European Medicines Agency (EMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan manfaat vaksin virus corona buatan AstraZeneca lebih besar daripada risiko pembekuan darah.
Badan PBB WHO bahkan mendesak agar vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca harus dilanjutkan. Pasalnya,lebih dari 20 juta dosis vaksin telah diberikan kepada orang Eropa.
Adapun beberapa negara yang belum kembali menggunakan vaksin AstraZeneca, di antaranya Austria, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia.
Sedangkan Australia, Bulgaria, Perancis, Jerman, Indonesia, Irlandia, Italia, Belanda, Korea Selatan, Spanyol, Taiwan, dan Thailand memulai atau melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.
Untuk Indonesia, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mulai mendistribusikan vaksin virus corona buatan AstraZeneca pada Senin (22/3). Vaksin tersebut pun dikirimkan ke tujuh provinsi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan tujuh provinsi tersebut terdiri dari DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Utara. "Sudah didistribusikan, Jawa Timur dan Bali sudah menerima," kata Nadia kepada Katadata.co.id pada Senin (22/3).
Adapun total vaksin yang didistribusi ke tujuh provinsi sebanyak 1,1 juta dosis. Seluruh vaksin AstraZeneca tersebut merupakan pemberian dari COVAX dan tiba di Indonesia pada 8 Maret 2021.
Dilansir dari Antara, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan distribusi vaksin itu pun dipercepat untuk mengejar tenggat waktu kedaluwarsa."Berkaitan dengan expired date yang sampai ke kita 31 Mei 2021, maka kita lakukan percepatan. Mulai hari ini sudah didistribusikan dan akan kita gunakan di beberapa daerah," kata Dante di Lampung, Senin (22/3).
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan