Bipang Ambawang Makanan Khas Kalimantan yang Mendadak Viral
Indonesia memang kaya akan kearifan lokal. Ini yang membuat setiap daerah memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing, termasuk dalam hal makanan. Salah satu daerah yang kaya akan kearifan lokal adalah daerah Kalimantan Barat dengan Bipang Ambawang.
Mungkin banyak diantara kita yang baru mendengar kata tersebut dan menjadi penasaran sebenarnya apa sih Bipang Ambawang itu? Simak ulasan seputar Bipang Ambawang berikut ini.
Apa Itu Bipang Ambawang?
Perbincangan seputar Bipang Ambawang sangat ramai, bahkan sempat menjadi trending di media sosial Twitter pada Sabtu, 8 Mei 2021. Bipang Ambawang adalah babi panggang yang menjadi makanan khas dari Suku Dayak. Makanan ini banyak dijumpai di Kalimatan Barat, yang mendadak terkenal setelah video pidato Presiden Joko Widodo di-upload oleh Kementerian Perdagangan menjadi viral.
Dalam video tersebut, Presiden Jokowi memberikan rekomendasi dan promosi terhadap makanan khas dari beberapa daerah seperti Gudeg dari Jogja, Pempek Palembang, Siomay Bandung, dan Bipang Ambawang dari Kalimantang. Jokowi juga memberitahukan bahwa makanan-makanan khas tersebut sudah bisa dipesan secara online.
Video tersebut menjadikan pembicaraan tentang makanan khas tersebut ramai. Pelacakan seputar Bipang Ambawang Jokowi pada mesin pencari juga meningkat pesat, menjadi bukti bahwa banyak masyarakat yang pensaran terhadap hal tersebut.
Terlepas dari polemik dan pro kontra dari isi video pidato presiden, bipang yang ternyata singkatan dari babi panggang ini sudah sejak lama dikenal masyrakat Kalimantan. Kuliner khas ini menyajikan cita rasa daging babi panggangyang memiliki tekstur lembut dan kulit crispy.
Proses pemanggangan yang dilakukan kurang lebih delapan jam membuat cita rasanya sangat lezat dan unik. Babi yang menjadi bahan utama dipilih dari babi muda yang berumur sekitar tiga bulan. Karena masih muda, rasa dagingnya sangat empuk dan juicy.
Di Ambawang yang merupakan tempat asalnya, daging babi panggang ini biasa disajikan bersama sambal antuha yang dibuat dari cabai dan terasi. Selain itu, makanan khas ini bisa disajikan dengan kit iu yang rasanya mirip saus asam manis.
Sebenarnya banyak di antara penjual bipang yang juga menjual makanan olahan dari daging babi lain seperti babi putar, babi asal, lemak babi, sampai snack olahan dari babi. Akan tetapi, bipanglah yang paling sering dicari karena memiliki cita rasa yang tidak biasa. Penjual bipang menyadari bahwa makanan ini tidak halal, sehingga mereka tidak menjualnya pada umat muslim yang dilarang mengkonsumsi makanan berbahan baku babi.
Berapa Harga Bipang Ambawang?
Viralnya video pidato tersebut membawa berkah kepada penjual bipang karena mendapatkan endors langsung dari presiden yang membuat penjualan mereka naik drastis bahkan sampai di luar Kalimantan Barat. Harga bipang Ambawang untuk satu porsi biasa dijual sekitar Rp 50.000, sedangkan per ekornya bisa mencapai Rp 2 juta. Harga tersebut tentu bukan yang pasti, karena setiap penjual memiliki range harga yang berbeda-beda. Ada penjual yang menjajakan bipang dalam jumlah per porsi, ada juga yang menjualnya per ekor dan harus dipesan sehari sebelumnya.
Klarifikasi Soal Bipang Ambawang
Sebagai kepala negara, ucapan seorang presiden memang akan selalu membawa respons dari masyarakatnya. Tak terkecuali dengan isi pidato Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan. Banyak netizen yang berpendapat bahwa makanan tersebut kurang tepat untuk dipromosikan pada saat Ramadhan serta menjelang hari Raya Idul Fitri.
Merespons hal tersebut, juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, melalui sosial media twitter, menulis bahwa Presiden Jokowi tidak bermaksud untuk merekomendasikan makanan tersebut yang jelas-jelas haram untuk dimakan umat muslim apalagi di momen menjelas Idul Fitri. Sementara itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpendapat berbeda. Menurut beliau, kita semua harus memandang segala sesuatu dari konteksnya secara utuh.
Beliau juga menjelaskan bahwa pidato tersebut disampaikan pada peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia, sehingga contoh kuliner yang disebutkan dalam pidato menggambarkan bahwa kuliner di Indonesia sangat beragam yang disediakan untuk konsumen yang juga beragam. Akan tetapi, selaku penanggung jawab acara juga tetap meminta maaf apabila isi pidato tersebut menimbulkan multitafsir dan kesalahpahaman.
Terlepas dari polemik yang ada, ucapan Jokowi sukses membuat pedagang bipang mendapatkan omzet yang tinggi. Hal tersebut tentu saja menjadi berita baik, karena di tengah pandemi seperti saat ini tak jarang pedagang mengalami penurunan penghasilan.
Dengan meningkatnya pendapatan, harapannya usaha yang dijalankan dapat terus berlanjut dan makanan khas yang sudah menjadi kearifan lokal ini tetap lestari serta dapat dikonsumsi oleh mereka yang diperbolehkan mengkonsumsi bipang Ambawang tersebut.