Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Sudah Saatnya Berlakukan Lockdown?
Jumlah kasus Covid-19 menunjukkan tren kenaikan sejak masa libur lebaran. Karena itu, epidemiolog dan sejumlah organisasi profesi dokter mendesak pemerintah untuk melakukan lockdown.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, situasi ini sebenarnya sudah diperkirakan, di mana Indonesia akan mengalami puncak kasus hingga akhir Juni.
“Yang saya khawatirkan adalah, terjadinya puncak kasus yang didominasi oleh varian Alpha yakni B117 dan varian Delta atau B.1.617.2 secara bersamaan,” kata Dicky kepada Katadata,.co.id Jumat (18/6).
Ia menilai, solusi terbaik untuk mengatasi lonjakan kasus saat ini adalah dengan menerapkan kembali lockdown dan melakukan 3T (testing, tracing, treatment) secara masif.
“Kalau Indonesia mau serius melakukan testing sampai satu juta sehari itu akan sangat membantu. Apalagi varian delta, harus lockdown dengan kombinasi 3T yang masif,” kata dia.
Dicky mengatakan, situasi di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, dan apabila pemerintah tidak segera melakukan pengendalian, maka fasilitas kesehatan Indonesia akan kolaps dalam waktu dekat.
Ia menyebut, pemerintah gagal dalam membangun kewaspadaan masyarakat, sehingga menyebabkan kembali tingginya angka kenaikan kasus Covid-19.
Menurutnya, yang penting bukan Berita glorikasi kesembuhan pasien, melainkan bagaimana mendorong masyarakat agar mau menjalankan protokol Kesehatan. Sebab, Gerakan 3M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun terbukti efektif mencegah penularan virus corona.
Simak Databoks berikut:
Lima Organisasi Dokter
Lima organisasi profesi dokter mendesak pemerintah agar menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) total untuk membendung lonjakan kasus Covid-19.
Kelima organisasi profesi itu adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN).
Turut hadir dalam konferensi pers virtual Ketua PAPDI dr. Sally Aman Nasution, Ketua Umum IDAI Aman Pulungan, Ketua Umum PDPI dr. Agus Susanto, Ketua Umum PERKI dr. Isman, dan Ketua Umum PP PERDATIN Prof. Syafri Kamsul Arif.
Berikut adalah rekomendasi kelima organisasi profesi:
1. Agar pemerintah pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentak terutama di Pulau Jawa;
2. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PPKM yang maksimal;
3. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi tercapai sesuai standar;
4. Agar semua pihak lebih waspada terhadap varian baru Covid‐19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, mungkin lebih meningkatkan kematian dan mungkin menghilangkan efek vaksin. Lakukan Tracing dan Testing dengan lebih massif.
5. Agar masyarakat selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.
"Mari kita sama-sama ‘menderita’ dan bersama‐sama berusaha sangat keras dan sangat maksimal dalam waktu yang singkat untuk kemudian bersama‐sama terbebas dari penderitaan ini untuk waktu yang panjang," demikian dikutip dari pernyataan resmi kelima organisasi profesi tersebut, Jumat (18/6).
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan