Lima Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Isolasi Mandiri di Rumah
Penularan Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir melonjak signifikan. Kasus positif terus memecahkan rekor. Kondisi ini lantas berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit yang di beberapa daerah bahkan mencapai lebih dari 90 persen.
Hal ini tentu tidak ideal dan berpotensi menumbangkan fasilitas kesehatan. Guna mencegah itu, beberapa ahli menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat terpusat semisal Wisma Atlet bagi yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
Pasien dengan gejala berat dan membutuhkan penanganan khusus barulah disarankan untuk ke rumah sakit agar dapat penanganan terbaik. "Untuk yang diisolasi dan memiliki gejala, khususnya dia ada komorbid, saturasinya (saturasi oksigen) di bawah 95 persen, sudah mulai sesak, itu dibawa ke rumah sakit," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu.
Untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yang bisa diikuti saat melakukan isolasi.
1. Penggunaan Kamar
Jika memungkinkan, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala sebaiknya tinggal di ruang sendiri dengan pintu yang selalu tertutup. Sementara di dalam ruangan, sirkulasi udara harus berjalan dengan baik. Membuka jendela ruangan dan menyalakn kipas angin bisa membantu menjamin aliran udara.
Pasien juga sebaiknya makan di dalam ruangan dan sampahnya dipisahkan sendiri dalam satu wadah kantong plastik.
Apabila kamar yang ada di rumah terbatas sehingga perlu berbagi kamar tidur dengan orang yang terinfeksi, pisahkan tempat tidur dengan jarak setidaknya dua meter. Beri sekat pembatas menggunakan tirai, layar, papan karton, ataupun selimut jika memungkinkan.
2. Interaksi
Minimalisasi kontak fisik dengan pasien. Kalaupun benar-benar diperlukan, orang yang berinteraksi dan pasien harus menggunakan masker. Selain itu, setiap interaksi fisik dengan pasien sebaiknya menggunakan sarung tangan sekali pakai, termasuk saat memberi dan menerima peralatan makanan yang dipakai pasien.
3. Pemakaian Kamar Mandi
Kalau memungkinkan, pasien Covid-19 menggunakan kamar mandi terpisah. Jika kamar mandi yang ada di rumah terbatas, upayakan mereka yang terinfeksi menggunakan kamar mandi setelah semua orang di rumah selesai memakainya.
Sebaiknya, pasien juga membersihkan kamar mandi sepenuhnya dengan menyemprotkan cairan desinfektan ke semua permukaan. Jika tidak memungkinkan, penghuni rumah lain bisa melakukannya dengan mengenakan masker dan sarung tangan sekali pakai. Setelah itu semua peralatan tersebut harus dibuang ke tempat sampah berlapis kantong plastik dan orang yang membersihkan kamar mandi harus segera mencuci tangannya.
Pasien juga sebaiknya menggunakan handuk dan peralatan mandi sendiri untuk mencegah transmisi virus.
4. Peralatan Makan
Pasien tidak menggunakan peralatan seperti piring, gelas, dan alat makan dengan penghuni rumah lain. Setelah digunakan, peralatan-peralatan tersebut harus dicuci dengan deterjen dan air panas. Orang yang mencucinya sebaiknya menggunakan sarung tangan sekali pakai. Setelah selesai, jangan lupa juga untuk mencuci tangan lagi.
5. Pakaian Kotor
Pakaian dan sprei kotor pasien perlu mendapat perhatian khusus. Saat akan dicuci sebaiknya jangan dikibaskan. Proses mencucinya bisa menggunakan air panas dengan pakaian penghuni lainnya. Jika ada, gunakan alat pengering dengan suhu tinggi setelahnya. Terakhir, setelah proses mencuci, jangan lupa untuk mencuci tangan.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan