Cek Fakta: Vaksin Jadi Penyebab Tingginya Kasus Covid-19?
Media sosial ramai dengan unggahan soal lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia usai program vaksinasi berjalan. Narasi bahaya vaksin virus corona juga kerap beredar.
Misalnya, akun Facebook Lazyboy yang mempertanyakan program vaksin sudah berlangsung, tapi banyak korban virus corona meninggal. Berikut ini unggahannya pada 10 Juli lalu berupa tangkapan layar.
“LUR AKU HERAN, SEBELUM PROGRAM VAKSIN +COVID19 SUDAH MULAI MENURUN. TAPI PADA SADAR NGGAK SEHABIS PORGRAM VAKSIN MALAH BANYAK YANG MENINGGAL? DI DESAKU BANYAK YANG MENINGGAL DAN KEBANYAKAN YANG SUDAH PERNAH VAKSIN. APA NGGON KU TOK?”
Sebelum ini pun banyak bermunculan informasi yang menyebut vaksin virus corona dapat menyebabkan penerimanya mengalami kematian. Pada akhir Mei lalu sempat beredar pesan berantai yang menyebut orang yang sudah divaksin Covid-19 akan menghadapi kematian dalam dua tahun.
Penelusuran Fakta
Dari penelusuran cek fakta Katadata.co.id, pemerintah telah menyebut lonjakan kasus virus corona yang terjadi di Indonesia selama hampir sebulan terakhir karena kemunculan varian Delta. Varian asal India ini menginfeksi dengan cepat dibandingkan virus asalnya.
Negeri Bollywood sempat merasakan hal tersebut pada April sampai awal Juni lalu. Rekornya, jumlah kasus Covid-19 menembus 400 ribu per hari. Dampaknya adalah rumah sakit kewalahan menangani pasien, pasokan oksigen dan obat-obatan tak cukup memenuhi permintaan, serta lonjakan kematian pun terjadi.
Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi tersebut. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitasnya di luar rumah selama varian Delta atau B.1.617.2 masih menyebar di beberapa daerah.
Dalam perkiraannya, ada 11 daerah di luar Pulau Jawa yang akan menghadapi peningkatan kasus karena varian Delta. “Kami sudah memberikan indikasi terjadi peningkatan penularan dan beberapa sudah terkonfirmasi ada varian Delta," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7).
Soal vaksin, pemerintah juga telah mengatakan program kesehatan itu tidak berbahaya, apalagi menyebabkan kematian. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi izin darurat untuk vaksin-vaksin Covid019 setelah meneliti risiko dan bahayanya.
Dalam berbagai kesempatan, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Dokter Siti Nadia Tarmizi mengatakan informasi yang menyebut vaksin dapat menyebabkan kematian dini adalah tidak benar alias hoaks. Justru vaksin dapat membentuk kekebalan kelompok untuk mencegah penyakit dan kematian akibat virus corona.
Indonesia tidak sendirian dalam menghadapi varian Delta. Saat ini Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, dan negara lainnya juga dalam posisi serupa. Pemerintah setempat pun menggencarkan vaksin untuk menurunkan kasus dan mencegah kematian Covid-19.
Di AS, salah satu negara dengan program vaksin virus corona tercepat, membuktikan efek tersebut. CNN kemarin menuliskan, negara bagian dengan program vaksin lambat, seperti di Alabama, Mississippi, dan Arkansas, mencatatkan angka kasus harian terburuk.
Sedangkan negara bagian yang lebih setengah penduduknya menerima vaksin, seperti Vermont, mencatat angka kasus yang kecil. Rata-rata kurang dari satu kasus baru per 100 ribu orang setiap hari.
Kesimpulan
Informasi yang menyebut vaksinasi menjadi penyebab lonjakan kasus hingga meninggal adalah keliru. Tidak ada bukti-bukti ilmiah yang dapat mendukung hal tersebut.
Tingginya kasus Covid-19 saat ini karena varian Delta yang menginfeksi sangat cepat. Vaksinasi justru dapat menjadi cara untuk membentuk kekebalan kelompok dan mencegah infeksi semakin meluas.
Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan