RI Resmi Presidensi G20, Jokowi Undang Pemimpin Dunia Ke Bali 2022
Indonesia telah melanjutkan estafet keketuaan atau Presidensi G20 dari Italia pada Minggu (31/10). Penyerahan secara resmi dilakukan saat penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia kemarin.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo. Dalam prosesi tersebut, Jokowi memuji Italia yang berhasil memegang jabatan sebagai presidensi dalam setahun ke belakang.
Selain itu, Presiden juga mengajak para pemimpin dunia hadir pada KTT G20 berikutnya yang akan digelar pada 30-31 Oktober 2022 di Bali. Jokowi berharap pertemuan pada tahun depan akan mengisnpirasi gagasan yang inovatif di antara negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
“Kami akan menjamu Yang Mulia dan Bapak, Ibu, di ruang terbuka, di hamparan pantai Bali yang indah,” kata Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (1/11).
Presiden mengatakan, Presidensi G20 Indonesia akan bertemakan “Recover Together, Recover Stronger”. Tujuannya, mewujudkan pertumbuhan inklusif, berbasiskan masyarakat, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu Jokowi meminta seluruh negara mampu memperkuat kerja sama dan berinovasi. “Ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan ke depan,” katanya.
Dalam pidatonya di KTT G20, Jokowi mengajak negara-negara besar mempercepat upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Apalagi munculnya pandemi membuat beberapa sasaran seperti kemiskinan terancam meleset.
“Kita harus segera beraksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan,” ujarnya.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan antara lain tambahan alokasi US$ 650 miliar bagi negara berpendapatan menengah dan rendah dalam menghadapi pandemi. Selain itu, memperkuat pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang.
“Investasi swasta harus didorong menggerakkan kembali perekonomian dan menciptakan lapangan kerja,” kata Jokowi.
Strategi lainnya adalah meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap potensi guncangan di masa depan, salah satunya di sektor kesehatan. Dalam hal ini, RI telah memberikan perlindungan sosial bagi mereka yang rentan kehilangan pekerjaan.
“Namun banyak negara yang menghadapi risiko tinggi. G20 harus bekerja sama membantu mereka memastikan tak ada lost generation,” ujarnya.