Memahami Makna Kandungan Surat Al Ashr

Image title
9 November 2021, 18:20
Ilustrasi Juz Amma yang di dalamnya terdapat kandungan Surat Al Ashr
ANTARA FOTO/Saiful Bahri/hp.
Ilustrasi Juz Amma yang di dalamnya terdapat kandungan Surat Al Ashr

Surat Al Ashr merupakan salah satu surat terpendek di dalam Al Qur'an yang hanya berisi tiga ayat. Karena jumlah ayatnya tersebut Surat Al ‘Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Qur’an yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya.

Meskipun demikian masih banyak kaum muslim belum mengetahui intisari dan kandungan Surat Al Ashr secara baik. Oleh karenanya berikut adalah Surat Al Ashr yang disertai terjamah dan huruf latin agar mempermudah untuk dibaca:

وَالْعَصْرِۙ - ١

Wal 'asr.
Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ - ٢

Innal insaana lafii khusr.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ - ٣

Illalladzii na aa manuu wa amilus shalihaati watawa saubil haqqi wa tawaa saubis sabr.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Surat Al Ashr tersebut menggunakan referensi Al Qur'an Kementerian Agama yang sering menjadi rujukan umat muslim Indonesia bahkan dunia.

Mengulas Kandungan Surat Al Ashr

Surat Al Ashr dikenal memiliki jumlah ayat yang sangat sedikt. Bahkan Imam Asy Syafi’i berkata:

لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ

”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.”

Mengutip tafsir Ibnu Katsir, maksud dari ucapan Imam Syafii adalah bahwa manusia telah cukup untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal saleh, bertakwa kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at.

Menurutnya, jika seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini. Keempatnya yaitu beriman, beramal shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar

Selain ucapan Ima Syafi'i, dari kandungan Surat Al Ashr tersebut sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, seorang muslim wajib menggunakan waktunya sebaik mungkin, setidaknya untuk menuntut ilmu, berdakwah di jalan Allah SWT dan bersabar dalam dakwah. Sehingga kelak tidak ada penyesalan di akhir hayat.

Kandungan Surat Al Ashr Dari Tafsir Kementerian Agama

 Kementerian Agama, Republik Indonesia memberikan penjelasan mengenai Surat Al Ashr. Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya dengan bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas.  Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan." (Fussilat/41: 37)

Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat.

Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa. Sehingga mereka beranggapan bila ditimpa bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.

Dalam ayat kedua, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.

Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.

Dalam ayat ketiga, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkan-Nya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.

Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...