MAKI Serahkan Bukti Baru Dugaan Suap Rachel Vennya

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mendatangi Bareskrim Polri untuk menyerahkan bukti baru terkait kasus dugaan suap Rachel Vennya yang kabur dari karantina. 

Koordinator MAKI Boyamin saiman mengatakan bukti tersebut ia peroleh dari proses persidangan Rachel di Pengadilan Negeri Tangerang. Menurutnya, bukti tersebut memperkuat dugaan pungutan liar atau suap senilai Rp30 juta dari Rachel Vennya kepada Ovelina Pratiwi dan kepada Kania.

Ovelina merupakan staf DPR, sedangkan Kania belum diketahui secara pasti jabatannya saat ini. "Kania ini jelas adalah aparatur negara, oknum Satgas COVID-19 khusus karantina di bandara," ujar Boyamin, dikutip dari Antara, Selasa (21/12).

Boyamin mengungkapkan, bahwa dari bukti berkas persidangan tersebut, Rachel Vennya tidak mungkin keluar dari karantina tanpa peran oknum Satgas tersebut. Ia menjelaskan Rachel menggunakan sejumlah trik agar terbebas karantina. Ini misalnya mengaku sebagai anak anggota DPR, berdalih ke Wisma Atlet Pademangan, kemudian mengaku akan karantina di hotel.

Tidak hanya itu, lanjut Boyamin, terkait uang suap Rp30 juta yang masuk ke Kania, dibuat seolah-olah dititipkan.

Dengan bukti baru tersebut, Boyamin berharap Bareskrim Polri dapat menindaklanjuti laporan yang telah dilayangkannya sejak 16 Desember lalu. Menurut dia, untuk menelusuri hal itu, penyidik dapat membuka rekening atas nama Ovelina dan Kania, guna mengetahui kemana saja aliran uangnya.

"Berkas pengadilan itu juga membuktikan pengembalian uang Rp30 juta dilakukan setelah kasus Rachel Vennya ramai, jadi bukan karena keikhlasan atau sukarela mengembalikannya," ujar Boyamin.

Boyamin mengklaim memiliki data lengkap orang-orang yang terlibat, mulai dari nama lengkap, nomor rekening, termasuk nama dua oknum TNI AU (FSU dan IGW) yang membantu kaburnya Rachel Vennya.