Pembangunan IKN Akan Serap 200 Ribu Pekerja Mulai Tahun Depan
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) kini dalam tahap pelaksanaan. Kepala otorita IKN Bambang Susantono menjelaskan dengan dimulainya pembangunan IKN akan menyerap 150 ribu hingga 200 ribu pekerja di lapangan pada 2023.
Bambang menyatakan dalam semester kedua tahun ini akan dimulai pekerjaan lapangan di IKN. Beberapa diantaranya adalah pematangan tanah alias land development, pembangunan akses logistik, dan jalur menuju infrastruktur.
Penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar diperlukan untuk mengejar target pembangunan IKN. Bersamaan dengan penyerapan tenaga kerja itu, ia juga berkomitmen untuk tetap memperhatikan lingkungan hidup dan interaksi dengan masyarakat sekitar.
“Kami juga berharap nanti ada pola di mana masyarakat bisa terlibat langsung di dalam pembangunan ini,” kata Bambang dalam konferensi pers, Jumat (3/6).
Dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pada Jumat (3/6) ini, Bambang turut menyoroti masalah lahan dan konversi hutan di IKN. Ia menjelaskan bahwa pada prinsipnya penggunaan lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara ini sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kami ingin melakukan reforestasi atau penanaman kembali, sehingga kejayaan hutan tropis akan terwujud pada target yang kita lakukan ke depan agar sustainable forest city untuk Nusantara ini benar-benar dapat kita wujudkan dengan baik,” kata dia.
Dalam catatan Katadata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menyiapkan 2 ibu hektare lahan untuk pembangunan IKN. Lahan berupa hutan produksi tersebut telah diubah menjadi Hutan Produksi Konversi (HPK) dan siap dilepaskan.
Dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2022, Bambang membeberkan bahwa sekitar 70 sampai 75% wilayah Kalimantan Timur yang akan dijadikan IKN tetap dipertahankan sebagai hutan. Ia pun menyebutkan bahwa kota yang sedang dibangun itu bukan sekadar pusat pemerintahan, melainkan kota yang layak huni.
“sehingga kita merasakan bagaimana kota itu memiliki kehangatan, bagaimana kota itu memiliki satu interaksi antarwarga yang merepresentasikan satu social cohesion yang baik,” kata Bambang dalam IDE Katadata 2022 dengan tema ‘Nusantara-Building a New Capital City', Selasa (5/4).
Berdasarkan survei Litbang Kompas, mayoritas atau 51,3% responden setuju dengan anggapan bahwa pemerintah lebih fokus pada pembangunan ibu kota negara baru (IKN) dibandingkan kondisi ekonomi masyarakat. Sebanyak 47,1% responden lain tidak setuju dengan anggapan tersebut, dan 1,6% menjawab tidak tahu. Berikut grafik Databoks: