Erick Thohir: Komitmen Jangka Panjang Bawa Indonesia Jadi Negara Maju

Image title
Oleh Yanuar
23 Juni 2022, 20:52
Pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Menteri BUMN, Erick Thohir di kantor Kementerian Pertahanan, Minggu (19/6).
Istimewa/Katadata
Pertemuan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Menteri BUMN, Erick Thohir di kantor Kementerian Pertahanan, Minggu (19/6).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, salah satu penghambat Indonesia menjadi negara maju adalah minimnya komitmen jangka panjang.

Hal itu ditegaskan Erick Thohir dalam diskusi dengan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Selasa, 21 Juni 2022.

"Kalau bicara aerospace lebih tertinggal lagi kita, meski cikal bakal yang dilahirkan B.J. Habibie itu luar biasa. Tetapi problemnya sama, kita sebagai bangsa tak punya komitmen jangka panjang," katanya.

Salah satu komitmen jangka panjang Erick Thohir membangun industri pertahanan. Ia  menandatangani perjanjian kerja sama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. "Supaya industri pertahanan kita ini jangan punya roadmap per tahun, harus roadmap 10 tahun, supaya industrinya bisa diturunkan," kata Erick.

Langkah konkret lainnya di industri digital. Potensi ekonomi digital Indonesia, kata Erick, sangat besar. Namun jika tak dimanfaatkan secara baik dan maksimal, Indonesia hanya akan menjadi pasar tujuan.

Sektor logistik juga masih tertinggal jauh. Hal itu tecermin oleh biaya logistik yang masih terlalu mahal di Indonesia. "Kita hari ini baru bicara memperbaiki biaya logistik yang termahal di dunia sebesar 23 persen dibandingkan negara-negara lain (sebesar) 12 persen (dari total biaya)," ungkapnya.

Dikatakannya, pembangunan infrastruktur besar-besaran oleh BUMN infrastruktur selama ini tujuannya antara lain menekan biaya logistik yang mahal tersebut. Diharapkan dengan semakin bagus infrastruktur maka biaya logistik bisa semakin murah.

Namun ia menyayangkan masyarakat banyak yang nyinyir.  "Dengan membangun jalan tol, airport, pelabuhan, itu pun di marah-marahin, katanya utang terus,” kata dia.

Padahal, menurut Erick,  Korea Selatan tahun 60-an membangun infrastrukturnya pada saat negara tersebut baru selesai perang. “Itu 50 persen anggarannya buat infrastruktur. Jadilah Korea hari ini,” ujarnya.

(Tim Riset Publikasi)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...