Deklarasi G20 Bali: Zaman Sekarang Tidak Boleh Perang
Mayoritas negara G20 menunduh perang di Ukraina yang diletuskan Rusia menjadi penyebab kerentanan terhadap ekonomi global. Para pemimpin G20 juga menekankan pentingnya untuk menghentikan perang.
Berdasarkan dokumen deklarasi G20 Bali, kondisi global menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, menganggu rantai pasok global, meningkatkan risiko energi dan pangan, serta meningkatkan risiko stabilitas keuangan.
"Ada pandangan lain dan penilaian berbeda terhadap situasi dan sanksi. Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi global," demikian tertuang dalam dokumen deklarasi para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
Para pemimpin G20 menekankan pentingnya menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral untuk menjaga perdamaian dan stabilitas. Ini termasuk mematuhi prinsip yang diabadikan dalam piagam PBB, mematuhi hukum kemanusian internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan infrastruktur konflik bersenjata.
"Penggunaan atau ancaman dengan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai untuk mengatasi krisis serta diplomasi dan dialog sangat penting. Zaman sekarang tidak boleh perang," tulis dokumen tersebut.
Para pemimpin G20 juga menyoroti tantangan ketahanan pangan akibat konflik di Ukraina. Mereka berkomitmen untuk mengambil tindakan mendesak untuk mencegah kelaparan terutama untuk mengatasi kerentanan negara berkembang dan menyerukan percepatan transformasi menuju pertanian dan sistem pangan dan rantai pasokan yang berkelanjutan, serta tangguh.
"Kami berkomitmen untuk melindungi yang paling rentan dari kelaparan dengan menggunakan semua alat yang tersedia untuk mengatasi krisis pangan global," ujar G20.
Para pemimpin G20 juga menyoroti krisis iklim dan energi yang diperparah oleh tantangan geopolitik. Dunia saat ini mengalami volatilitas harga dan pasar energi, serta kekurangan/gangguan pasokan energi.
"Kami menggarisbawahi urgensi untuk mengubah dan mendiversifikasi sistem energi dengan cepat, memajukan keamanan dan ketahanan energi serta stabilitas pasar, dengan mempercepat dan memastikan transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan inklusif serta aliran investasi berkelanjutan," kata deklarasi tersebut.
Para pemimpin negara G20 berkumpul pada pertemuan puncak di Bali pada 15-16 November 2022. Tiga agenda utama yang menjadi pembahasan KTT yakni ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital.