Bio Farma Genjot Produksi Vaksin Polio, Bakal untuk Ekspor ke India
PT Bio Farma berencana memperbesar produksi vaksin polio untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Bio Farma masih mengurus daftar penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) kepada WHO.
Pengurusan ini untuk memproduksi vaksin nOPV2 agar dapat digunakan di dalam negeri. Vaksin nOPV 2 membuat manusia membangun antibodi untuk melawan polio tipe 2.
"Mudah-mudahan administratif kami dengan WHO bisa dilaksanakan dan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan sudah intensif untuk vaksinasi polio di dalam negeri ini," kata Direktur Keuangan Bio Farma I.G.N Suharta Wijaya.
Kebutuhan vaksin polio diperkirakan bakal meningkat setelah Kementerian Kesehatan menetapkan kejadian luar biasa polio di DI Aceh. Penetapan status ini lantaran ditemukan tiga anak yang terjangkit polio di Kabupaten Pidie.
Pada 2021 lalu, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk nOPV2 besutan Bio Farma yang digunakan melawan polio di Afrika dan Mediterania Timur.
Suharta mengatakan Bio Farma telah mempersiapkan produksi nOPV2 untuk kebutuhan di dalam negeri sebanyak 3,3 juta dosis. Menurutnya, seluruh dosis tersebut dapat diproduksi dalam satu kali jalan atau satu batch.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menduga asal-usul merebanyak polio di Serambi Mekah adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin.
Budi mengatakan ketidakpercayaan tersebut bermula dari ditemukannya enzim babi pada vaksin campak rubella. Karena hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia atau MUI baru mengeluarkan fatwa yang membolehkan vaksinasi campak rubella dalam keadaan darurat pada 2018.
Budi mencatat polio yang merebak di Aceh adalah polio tipe 2 yang hanya bisa ditangkal dengan vaksin polio yang disuntikkan atau IPV. Adapun, jenis vaksin polio yang diterima masyarakat Aceh adalah OPV yang hanya bisa menanggal polio tipe 1 dan 3.
Bio Farma Bakal Ekspor Vaksin Polio
Bio Farma juga menyasar ekspor vaksin polio. Nilai ekspor vaksin polio tersebut mencapai Rp 1,6 triliun. Secara rinci, vaksin polio yang akan dikirimkan adalah vaksin polio tetes atau OPV senilai Rp 127 miliar, OPV versi terbaru atau nOPV2 senilai Rp 1,02 triliun, dan vaksin polio secara gelondongan senilai Rp 373 miliar.
"Kami akan ekspor vaksin polio untuk WHO dan India pada akhir tahun ini. Semua vaksin tersebut akan diekspor dalam bentuk gelondongan atau bulk," kata Suharta.
Pada 2021 lalu, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk nOPV2 besutan Bio Farma yang digunakan melawan polio di Afrika dan Mediterania Timur.