Beroperasi 1974, Depo Pertamina Plumpang Terminal BBM Terpenting RI
Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, meledak dan terbakar pada Jumat (3/3) malam pada pukul 20.20 WIB. Lokasinya berdekatan dengan permukiman warga membuat api dengan cepat menyebar hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa, baik meninggal maupun luka-luka.
Terminal BBM (TBBM) yang berlokasi di Plumpang, Jakarta Utara, mulai beroperasi pada 1974 dengan total kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter (kl). Dalam publikasi Global Tank Storage, TBBM Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia.
Hal ini karena TBBM Plumpang menyuplai ke sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Thruput BBM rata rata sebesar 16.504 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.
TBBM) Plumpang pernah dinobatkan sebagai The Most Efficient Storage Terminal atau terminal penyimpanan paling efisien ke-2 di dunia, setelah Saudi Aramco Terminals dalam ajang 2nd Global Tank Storage Award 2018.
Saat ini Terminal BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.
Keunggulan tersebut ditambah dengan implementasi Pertamina Operation & Service Excellent (POSE) yang dilakukan secara konsisten serta program continuous improvement menjadikan operasi Terminal BBM Plumpang terbilang cukup efisien.
Adapun insiden kebakaran TBBM Plumpang juga pernah terjadi sebelumnya pada Minggu malam 18 Januari 2009. Ketika itu kebakaran berasal dari depo 24 yang menampung 5.000 kl BBM jenis Premium. Meski demikian, insiden 14 tahun silam itu hanya menimbulkan satu korban jiwa, yakni petugas keamanan di fasilitas tersebut.
Pertamina ketika itu melaporkan kerugian dari insiden tersebut mencapai sekitar Rp 17 miliar. Adapun kebakaran disebabkan oleh faktor human error.
Menurut laporan Badan Reserse Kriminal Polri, api penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM. Percikan api kemudian menyambar BBM hingga terjadi kebakaran.
Kronologi Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang
Pertamina melaporkan bahwa kebocoran pipa penerimaan BBM ditemukan pada pukul 19.33 WIB dan diikuti dengan terjadinya kebakaran di area pemukiman warga. Saat itu Pertamina langsung menyatakan status keadaaan darurat (emergency declare). Dengan Kerjasama dan bantuan berbagai pihak, tim emergency berhasil memadamkan api pada pukul 22.43 WIB.
“Setelah kondisi lokasi dinyatakan aman, status emergency dinyatakan dicabut dan penyaluran BBM kembali dilakukan pada pukul 04.00 WIB, sehingga pasokan BBM tidak terganggu,” ungkap Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), dalam siaran pers, Sabtu (4/3).
Walaupun status darurat telah dicabut, lanjut Fadjar, Pertamina masih tetap mengantisipasi kebutuhan BBM di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya dengan menjalankan alih supply dari dari Terminal BBM Tanjung Gerem, Terminal BBM Cikampek, dan Terminal BBM Ujung Berung.
Untuk memperkuat pasokan, penyaluran BBM juga dilakukan dari Kilang Balongan dan Kilang Cilacap melalui jalur laut ke Terminal BBM Tanjung Priok. “Upaya alih suplai ini diperlukan untuk memastikan pasokan BBM tetap terpenuhi bagi masyarakat,” ujarnya.