Kekayaan Harry Warganegara Capai Rp 8,59 M, Gemar Koleksi Mobil Mewah
Direktur Utama BUMN PT Berdikari (Persero) Harry Warganegara mendapat sorotan karena membawa pistol saat hendak terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan pada Senin (17/4). Saat petugas bandara memeriksa, pistol kaliber 32 tersebut sempat meletus di bandara.
Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diakses pada Kamis (20/4), Harry tercatat pertama dan terakhir kali melaporkan kekayaannya kepada KPK pada 27 Oktober 2021. Ketika itu posisinya sebagai Dirut PT Berdikari, jabatan yang diembannya sejak 2 April 2020.
Berdasarkan laporan LHKPN, Harry Warganegara melaporkan kekayaan bersihnya mencapai Rp 8,59 miliar. Sebagian besar kekayaan bos perusahaan peternakan pelat merah itu berasal dari tanah dan bangunan.
Harry memiliki tanah dan bangunan dengan total nilai hingga Rp 7,1 miliar. Di Jakarta Selatan, ia menguasai tanah dan bangunan dengan luas 275 meter persegi senilai Rp 5 miliar. Ia menyatakan aset ini dihasilkan sendiri.
Di Jakarta Selatan, Harry juga melaporkan ia memiliki tanah seluas 567 meter persegi senilai Rp 1,6 miliar. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, itu mengaku kekayaan itu sebagai tanah warisan.
Di luar ibu kota, Harry mengaku memiliki tanah seluas 4 hektar di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, senilai Rp 300 juta. Di Sukabumi, Jawa Barat, pria berusia 52 tahun itu menguasai tanah seluas 5.712 meter persegi senilai Rp 200 juta. Kedua aset ini ia akui sebagai hasil sendiri.
Selain tanah dan bangunan, kira-kira seperempat dari kekayaan Harry Warganegara terwujud dalam bentuk mobil. Harry mengaku memiliki Mercedes Benz C300 2019 senilai Rp 840 juta yang ia laporkan sebagai hasil sendiri. Mobil eksekutif dua pintu atau coupe asal Jerman ini merupakan yang termahal dalam koleksinya.
Harry juga memiliki Toyota Alphard 2.5 G A/T 2017 senilai Rp 788 juta, yang dilaporkan sebagai hasil sendiri. Mobil keluarga mewah asal Jepang ini merupakan yang termahal kedua dalam koleksi Harry.
Mobil terbaru Harry Warganegara adalah Toyota Kijang Innova 2.0 G A/T 2020 senilai Rp 255 juta, yang ia akui dihasilkan sendiri. Mobil keluarga yang populer ini merupakan kendaraan dengan harga terendah dalam koleksi bos Berdikari itu.
Harry juga melaporkan harta bergerak lainnya dengan nilai Rp 750 juta. Harta dalam kategori ini meliputi perabotan rumah tangga, barang elektronik, perhiasan, barang seni atau antik, dan persediaan seperti stok barang dagangan.
Harry Warganegara juga melaporkan memiliki kas dan setara kas hingga Rp 800 juta. Berdasarkan keterangan KPK, setara kas merupakan aset seperti deposito, giro, tabungan, dan lainnya yang bersifat likuid dan berjangka pendek.
Selain harta-harta tersebut, Harry juga melaporkan ia memiliki utang hingga Rp 1,93 miliar.
Harry Warganegara Terancam Kena Sanksi
Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara mendapat sorotan karena membawa senjata api saat hendak terbang dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (17/4). Pistol kaliber 32 milik Harry sempat meletus saat diperiksa petugas bandara.
Setelah menjalani pemeriksaan, petugas kepolisian menyatakan surat-surat kepemilikan senjata api Harry Warganegara lengkap. Sehingga, Harry tetap diizinkan untuk melanjutkan perjalanannya.
Meski begitu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal menyiapkan sanksi buat Harry. "Menterinya saja tak bawa pistol, masa mau ketemu rakyat bawa pistol," kata Erick kepada awak media di Jakarta, Rabu (19/4).
Harry Warganegara yang merupakan bos perusahaan peternakan pelat merah itu memiliki pengalaman di sektor keuangan dan properti, serta organisasi olahraga.
Profil Harry Warganegara
Menurut situs web Berdikari, Harry Warganegara memiliki pengalaman panjang di sektor keuangan. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, itu mengawali kariernya pada 1993 sebagai petugas pembayaran (settlement officer) di National Westminster Bank di London, Inggris.
Permulaan karier Harry sejalan dengan gelar sarjananya di bidang manajemen keuangan. Ia memperoleh gelar ini pada 1993 dari City University of New York di AS.
Harry kemudian membangun karier di sektor keuangan hingga 2001. Menurut profil media sosial LinkedIn-nya, ia terakhir berkarier sebagai asisten wakil presiden di Fund Asia Investment Bank antara 1999 dan 2001.
Pada 2003, Harry menggeser kariernya ke sektor properti dengan bergabung sebagai direktur utama di perusahaan pengembang PT Pacific Metro Realty. Perusahaan ini yang membangun Menara Imperium di kawasan bisnis Kuningan di Jakarta Selatan.
Dikutip dari LinkdIn, selama empat tahun berkarier di Pacific Metro Realty, Harry mengawasi penyelesaian proses-proses akuisisi dan merger dan proses penyelesaian utang. Ia juga mengawasi pengelolaan aset, restoran, klub kebugaran, dan klub hiburan. Tanggung jawab seperti mengawasi merger dan akuisisi sejalan dengan pengalaman ia sebelumnya di sektor keuangan.
Selanjutnya pada periode 2003 dan 2007, Harry Warganegara juga menjabat sebagai direktur perusahaan real estat PT Prabu Budi Mulia. Perusahaan ini mengelola Crowne Plaza, sebuah waralaba hotel bintang lima yang tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta Selatan dan Bandung, Jawa Barat.
Karier bisnis Harry memasuki babak baru pada 2010 ketika ia mendirikan badan usaha milik daerah PT Sulbar Group. Perusahaan ini mengelola bisnis minyak dan gas, pangkalan pelabuhan, pembangkit listrik, dan akademi penerbangan.
Tepat sebelum bregabung ke PT Berdikari pada 2020, Harry sempat duduk di dewan komisaris produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel selama enam bulan.
Di luar dunia korporat, Harry Warganegara pernah berpartisipasi dalam lembaga olahraga. Sejak 2015 hingga saat ini, ia masih tergabung dalam Komite Olimpiade Indonesia. Sejak September 2022, ia menjabat sebagai pelaksana tugas sekretaris jenderal.