Poin Pertemuan Jokowi dan Ketum Partai, Ramalan IMF hingga Koalisi
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan ketua umum partai politik pendukung pemerintah pada Selasa (5/2) malam. Pertemuan berlangsung di Istana Negara dan dihadiri oleh pimpinan enam partai politik.
Enam pimpinan partai yang hadir dalam pertemuan selama 2,5 jam itu adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Tiga pimpinan partai lain yang hadir adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Mardiono. Adapun Ketua Umum Partai Gerindra Surya Paloh yang masuk dalam barisan partai pendukung pemerintah tidak terlihat hadir.
Usai pertemuan, Airlangga mengatakan pertemuan para pimpinan partai lebih pada silaturahmi. Terlebih keenam pimpinan partai saat ini tengah sibuk melakukan konsolidasi internal persiapan pemilu dan pemilihan presiden 2024. Meski begitu ia menyebut pertemuan tidak membahas politik praktis.
Salah satu yang dibahas dalam pertemuan hampir tiga jam adalah soal perekonomian nasional. Airlangga mencatat topik yang timbul dalam diskusi tersebut ada yang berkaitan dengan jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
Menurutnya, enam partai politik yang hadir dalam diskusi tersebut memiliki pemahaman yang sama terkait masalah tersebut. "Kami bicara konten, bicara isi pembangunan," ungkap Airlangga.
Topik lain yang menjadi perhatian Presiden dalam pertemuan adalah soal penanganan stunting. Jokowi kata Airlangga menaruh perhatian serius soal stunting yang dinilai bisa berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Enam pimpinan partai yang hadir menurut Airlangga memiliki pemahaman yang sama soal stunting.
Senada dengan Airlangga, Prabowo Subianto mengatakan selama pertemuan Jokowi juga menyinggung ramalan ekonomi Indonesia dari sejumlah lembaga dan negara seperti dari IMF dan Bank Dunia. Menurut Prabowo pada intinya Jokowi dan para ketua umum partai pendukung pemerintah optimistis perekonomian nasional dapat melompat dari posisi saat ini. Bahkan ia berkeyakinan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dari peringkat 16 menjadi peringkat 4 pada 2045.
Kekompakan Koalisi
Di luar urusan ekonomi, Prabowo mengatakan pertemuan tidak spesifik membahas politik nasional terkini. Namun bukan berarti pertemuan bisa dilepas dari agenda politik.
Menurut Prabowo, dalam pertemuan Jokowi menekankan pentingnya kekompakan antar partai koalisi. Namun koalisi yang dimaksud adalah koalisi dalam mendukung pemerintahan yang sedang berjalan dan bukan mengenai koalisi menghadapi pilpres 2024.
Prabowo juga menyebut pertemuan tidak membahas konstelasi politik nasional pasca pengusungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo oleh PDIP. Prabowo menegaskan diskusi antara Presiden Widodo dan enam partai politik tidak membahas politik praktis.
"Titipan besar bahwa kami harus rukun, kami harus kompak, bisa kerja sama demi negara. Intinya, itu demi bangsa dan negara," ujar Prabowo.
Mengenai ketidakhadiran Surya Paloh sebagai ketua umum salah satu partai pendukung pemerintah dikarenakan alasan teknis. Prabowo menyebut Surya Paloh diundang untuk hadir namun tidak bisa datang karena sedang berada di luar negeri.
Surya Paloh memang bukan kali ini saja absen dalam pertemuan partai pendukung pemerintah. Dalam silaturahmi politik yang digelar Jokowi pada Minggu (2/4) di kantor DPP PAN, Nasdem juga tidak hadir dengan alasan sama.
Nasdem saat ini telah mengumumkan sikap berada di kubu yang berseberangan dengan PDIP dan Jokowi pada pemilihan presiden 2024 mendatang. Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Sedangkan Jokowi telah menyatakan dukungan pada Ganjar Pranowo. Adapun Prabowo diusung sebagai calon presiden oleh Gerindra dan PKB.