Longsor Purwakarta, 9 Perjalanan Kereta Api Terganggu
Sembilan perjalanan kereta api terganggu akibat longsor yang terjadi di antara Stasiun Sukatani dan Stasiun Ciganea di wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"KAI memohon maaf kepada seluruh pelanggan, baik yang perjalanannya mengalami keterlambatan, maupun yang perjalanannya dibatalkan," kata Manager Humas Daop 2 Bandung Mahendro Trang Bawono, di Purwakarta, Sabtu (6/5).
Sesuai dengan catatan Daop 2 Bandung, ada sembilan perjalanan kereta api yang terganggu akibat peristiwa longsor tersebut. Di antaranya KA Argo Parahyangan (KA 53) relasi Bandung-Gambir mengalami keterlambatan 264 menit dan KA Argo Parahyangan (KA 42) relasi Gambir-Bandung mengalami keterlambatan 295 menit.
Kemudian KA Harina (KA 123) relasi Surabaya Pasar Turi-Bandung yang akhirnya perjalanannya memutar lewat Cirebon-Kroya, KA Harina (KA 125) relasi Bandung-Pasar Turi memutar lewat Kroya dan KA Serayu Malam (KA 306) relasi Pasar Senen-Purwakarta memutar lewat Cikampek-Purwokerto.
Selanjutnya, ada KA Serayu Malam (KA 305) Serayu Malam relasi Purwokerto-Pasar Senen memutar lewat Cirebon dan KA Cikuray (KA 7048) relasi Pasar Senen-Garut memutar lewat Purwakarta-Cikampek-Kroya.
Perjalanan kereta api lainnya yang terganggu adalah KA Ciremai (KA 145) relasi Semarang Tawang-Bandung memutar kembali dari Cirebon-Banjar-Tasikmalaya dan KA Argo Parahyangan (KA 35) relasi Bandung-Gambir dibatalkan perjalanannya.
Mahendro menyampaikan, bagi pelanggan yang perjalanannya terdampak longsor, baik itu dibatalkan pengoperasiannya atau yang membatalkan perjalanannya dikarenakan memilih menggunakan moda transportasi lain, akan diberikan pengembalian bea tiket hingga 100 persen sebagai bentuk kompensasi.
Ia menyampaikan, longsor yang terjadi di antara Stasiun Sukatani dan Stasiun Ciganea di Kabupaten Purwakarta terjadi akibat hujan deras pada Jumat (5/5) sore. Disebutkan, terdapat tiga titik longsoran yang mengganggu perjalanan kereta api.
Menurutnya, gangguan yang terjadi adalah longsoran yang menutupi jalur KA pada KM 111+400, KM 111+200, dan KM111+100. Longsoran terparah terjadi pada titik KM111+100, yakni terdapat tanah setinggi 3 meter dengan panjang 20 meter menutupi jalur KA sehingga tidak bisa dilewati.
Sepanjang Jumat (5/5) malam hingga Sabtu dini hari, Mahendro menyebutkan Daop 2 Bandung telah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan jalur KA di lokasi tersebut agar bisa kembali dilalui. Penanganan longsoran dilakukan baik dari sisi pengaturan operasional KA maupun prasarana jalur KA. Daop 2 Bandung juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat proses penanganan.
Terkait hal tersebut, Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Ixfan Hendri Wintoko mengatakan dua kereta yang terdampak bencana alam masing-masing KA Harina tujuan Bandung-Surabaya serta KA Ciremai tujuan Bandung-Semarang.
Menurut dia, KA Harina tujuan Semarang mengalami keterlambatan sekitar 316 menit. Sementara itu KA Ciremai dari Bandung tujuan Semarang mengalami keterlambatan sekitar 70 menit.
""KA Ciremai tiba di Stasiun Semarang Tawang pukul 01.16 WIB dari jadwal yang seharusnya pukul 00.06 WIB," katanya.
Dia juga menyampaikan bahwa PT KAI sudah memberikan kompensasi atas keterlambatan perjalanan tersebut. Selain itu, ada juga pengembalian 100 % biaya pembelian tiket bagi calon penumpang yang batal berangkat.
PT KAI juga memindahkan perjalanan penumpang tujuan Stasiun Surabaya Pasar Turi dengan menggunakan KA Ambarawa Ekspress.