Jokowi: Hati-Hati Pilih Pemimpin, Potensi Indonesia Maju Bisa Hilang
Presiden Joko Widodo kembali meminta relawan untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jokowi mengatakan peluang Indonesia menjadi negara maju bisa tertutup jika rakyat salah memilih pemimpin.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5). Jokowi mengatakan Indonesia mendapatkan kesempatan jadi negara maju dalam 13 tahun ke depan. Alasannya, ada bonus demografi yang bisa menjadi potensi.
Namun, menurutnya kesempatan tersebut hanya akan terjadi sekali saja. Oleh sebab itu, diperlukan pemimpin yang bisa memanfaatkan peluang itu demi membawa Indonesia lebih maju.
"Begitu kita keliru pilih pemimpin untuk 13 tahun, hilang kesempatan jadi negara maju. Hati-hati," kata Jokowi dalam acara Puncak Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5) seperti disiarkan Kompas TV.
Jokowi mencontohkan, negara-negara Amerika Latin telah menikmati status negara berkembang pada 1950 hingga 1970. Meski demikian, status tersebut tidak berubah hingga saat ini.
"Ini karena tidak bisa memanfaatkan peluang saat itu," kata Presiden.
Makanya, Presiden mengingatkan para relawan bahwa 2024 menjadi tahun yang krusial. Relawan diminta tak terburu-buru menjatuhkan pilihan kepada calon pemimpin.
"Jangan grusa grusu, jangan tergesa-gesa. Begitu keliru, kita tak bisa kembali lagi," kata Jokowi.
Sebelumnya, Relawan Jokowi akan menyerahkan tiga nama usulan calon presiden kepada Jokowi. Tiga nama tersebut adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) Budi Arie Setiadi mengatakan tiga nama yang diusulkan didapatkan dari penyaringan aspirasi seluruh organ relawan pendukung Jokowi di Indonesia. Jokowi nantinya akan memutuskan nama yang akan didukung.
"(Ada) tiga nama dan semua memiliki kelebihan masing-masing," kata di Jakarta, Minggu (14/5) dikutip dari Antara.