PPP Nilai Nasaruddin Umar Sosok Ulama Santun, Cocok Dampingi Ganjar
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyambut baik kabar masuknya nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo. Arsul mengatakan Nasruddin merupakan sosok intelektual yang santun, sehingga tak ada alasan untuk menolaknya.
"Saya kira Nasaruddin itu sosok yang tidak ada alasan juga untuk menolak, seorang ulama, intelektual yang santun," kata Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/5).
Ia mengatakan, Nasaruddin memiliki paham nasionalis-religius yang dinilai sejalan dengan PPP. Selain itu, menurut Arsul Nasaruddin bisa menjadi penggambaran sosok dari luar jawa. Atas pertimbangan itu ia menilai, Nasaruddin cocok untuk mendampingi Ganjar di pemilihan presiden 2024.
Sebelumnya PPP disebut menjagokan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno menjadi salah satu kandidat cawapres dari PPP. Namun hingga kini, masih belum ada kejelasan ke mana Sandi akan berlabuh usai hengkang dari Partai Gerindra.
Meski begitu Arsul menyebut PPP tetap membangun komunikasi dengan Sandiaga. Meski begitu ia mengakui dinamika politik saat ini masih sangat cair sehingga masih bisa berubah.
“Kami yang di PPP sekali lagi sepakat keputusan akhir itu kan bagaimanapun memang tergantung sama Pak Sandi,” ujar Arsul.
Saat ini PPP telah menyatakan dukungan resmi pada Ganjar Pranowo yang telah diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Atas dukungan itu, Arsul mengatakan PDIP mempersilakan partai berlambang Ka’bah itu untuk mengajukan nama kandidat pendamping Ganjar dalam pilpres 2024.
"Demikian juga tentu kalau ada nama-nama yang diusulkan kepada PDIP nanti akan dibahas dengan PPP juga," kata Arsul.
Tak Tinggalkan KIB
Lebih jauh Arsul menegaskan PPP sudah menyatakan komitmen untuk setia di sisi PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024. Arsul memastikan PPP tak tertarik untuk bergabung dengan koalisi lainnya, termasuk wacana pembentukan koalisi besar.
“Yang jelas PPP sampai sekarang tidak berpikir untuk merubah keputusannya tentang pencapresan,” kata Arsul.
PPP saat ini masih menjadi salah satu partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar. PAN menyatakan dukungan pada Erick Thohir sebagai bakal cawapres. Sedangkan Partai Golkar cenderung menyodorkan Airlangga sebagai salah satu calon presiden.
Arsul mengatakan, sejak awal KIB dibentuk dengan kondisi sudah saling memiliki kesadaran kemungkinan perbedaan paslon yang akan diusung. Menurutnya situasi tersebut merupakan suatu dinamika dari politik yang masih sangat cair, sehingga ia menampik kabar KIB bubar.