Jokowi: Kepemimpinan Itu Seperti Estafet, Bukan Meteran Pom Bensin
Presiden Joko Widodo berharap ada keberlanjutan dari kepemimpinan dan pembangunan. Jokowi tak ingin pemimpin berikutnya membawa Indonesia ke titik nol lagi.
Jokowi mengibaratkan kepemimpinan seperti penyerahan tongkat estafet untuk maju. Oleh sebab itu ia berharap pemimpin selanjutnya bisa melanjutkan pembangunan.
"Kepemimpinan itu seperti estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin, dimulai dari nol," kata Jokowi dalam acara peluncuran Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (15/6).
Jokowi juga mengibaratkan suksesi kepemimpinan dengan pendidikan. Ia berharap pemimpin selanjutnya bisa membawa Indonesia ke "jenjang pendidikan" yang lebih tinggi.
"Kalau pendidikan sudah sampai SMA, berikutnya masuk universitas, jangan masuk SD lagi," kata Jokowi.
Kesinambungan pembangunan disebut Jokowi sebagai salah satu syarat Indonesia maju pada 2024. Sayarat lainnya adalah mampu menjaga stabilitas negara.
"Tidak ada satu negara pun yang berhasil makmur saat kondisinya tidak stabil," kata Jokowi.
Persyaratan lainnya adalah membangun dengan semangat Indonesiasentris. Salah satunya adalah melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara demi meratakan pembangunan ke luar Jawa.
"PDB kita 58% berada di Jawa, yang lainnya diberikan apa," kata Jokowi.
Pembangunan lainnya adalah hilirisasi. Jokowi mencontohkan saat ini dirinya fokus menghentikan ekspor bahan mentah dan mengembangkan eksosistem kendaraan listrik.
Hilirisasi juga bisa dilakukan pada komoditas perkebunan seperti kelapa sawit hingga rumput laut. Jokowi mengatakan sawit bisa dikembangkan menjadi sabun dan kosmetik, sedangkan rumput laut bisa diolah menjadi biofuel.
"Ini tidak mudah, perlu kerja detail dan dicek terus ke lapangan," kata Jokowi.