Puncak El Nino Agustus hingga Oktober, Ini Daerah Paling Terdampak

Nadya Zahira
7 Agustus 2023, 13:16
Sejumlah anak bermain di sawah yang tanahnya kering akibat musim kemarau di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/8/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan 63 persen wilayah zona musim di Indonesia terdampak fenomen
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Sejumlah anak bermain di sawah yang tanahnya kering akibat musim kemarau di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/8/2023). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan 63 persen wilayah zona musim di Indonesia terdampak fenomena El Nino, yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih kering.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi puncak El Nino akan berlangsung Agustus hingga Oktober 2023 dan akan berlanjut hingga 2024. Terdapat sejumlah daerah yang diprediksi terkena dampak El Nino paling parah. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan daerah tersebut adalah Pulau Sumatera Tengah hingga Selatan, Riau bagian Selatan, Jambi, Lampung, Banten, hingga Jawa Barat. Daerah tersebut diprediksi mengalami kekeringan karena curah hujan yang sangat kecil.

“Jadi itu daerah yg perlu diwaspadai dari bulan Agustus hingga Oktober 2023, sebagaian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa prediksinya akan mengalami hujan yang sangat kecil kecuali spot-spot yang memiliki topografis tinggi,” ujar Ardhasena dalam acara Focus Group Discussion Musim Kemarau 2023, di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (7/8)

Dia mengatakan,  kekeringan di daerah tersebut berpotensi berdampak pada lahan pertanian atau gagal panen. Untuk itu, BMKG meminta kepada Kementerian Pertanian untuk melakukan upaya-upaya yang cepat. 

Apalagi, menurut dia wilayah pertanian banyak terdapat di Jawa Barat yang diprediksi akan mengalami El Nino yang cukup parah.

“Jawa Barat ini banyak sawah, kalau mereka terkena dampak El Nino yang cukup parah, maka harus melakukan langkah siaga, seperti mengelola air hujan, atau memanen air hujan seperti di Sulawesi Tengah,” kata dia.

Dampak Positif El Nino

Namun demikian, menurut Ardhsena, El Nino juga bisa berdampak positif pada penen garam dan penangkapan ikan di laut, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

"Saat El Nino, lautnya mendingin dan terjadi aqualink sehingga potensi penangkapan ikan itu akan meningkat," ujarnya. 

Untuk itu, Ardhasena berharap Lembaga dan Kementerian lainnya juga menyiapakan langkah untuk memanfaatkan dampak positif tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan menyiapkan manajemen penyimpanan atau cold storage yang baik untuk ikan dan garam.

Dia menyebutkan, pihaknya mencatatkan hingga saat ini sudah 63% wilayah di Indonesia yang mengalami musim kemarau. Adapun di antaranya adalah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat atau NTB, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara hingga Papua Selatan.

Tak hanya itu, pihaknya juga memprediksi potensi datangnya hujan sangat kecil akan terjadi pada bulan Agustus, September, hingga Oktober 2023 mendatang.

Berdasarkan analisis BMKG, hari tanpa hujan sangat panjang yang pertama akan terjadi di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. 

FAO memperkirakan, fenomena El Nino tahun ini bisa memicu kekeringan di 42 negara yang tersebar di Amerika Selatan, Amerika Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik. Negara terdampak tersebut salah satunya Indonesia.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...