Luhut Godok Pasokan Listrik Murah ke Pabrik Demi Tekan Polusi Udara
Pemerintah berencana untuk menutup pembangkit energi di pabrik-pabrik milik swasta. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari strategi penurunan polusi di DKI Jakarta.
Luhut mengatakan pemerintah kini mengidentifikasi pembangkit energi swasta di Ibu Kota dan sekitarnya. Menurutnya, seluruh pembangkit energi privat tersebut dapat digantikan dengan pasokan energi PLN.
"Tentu kami kasih insentif ke pemilik pembangkit energi privat untuk menggunakan energi dari PLN, ini lagi dibicarakan," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jumat (1/9).
Luhut mengatakan pabrikan yang memiliki pembangkit energi privat dapat membeli listrik murah dari PLN. Namun, perhitungan tarif listrik khusus tersebut sedang dihitung oleh PLN dan Kementerian BUMN.
Luhut mengatakan saat ini masih ada energi yang diciptakan PLN dan tidak terserap sebanyak empat gigawatt. Ia mengatakan energi untuk pabrikan nantinya adalah sisa yang tidak terserap.
Di samping itu, pemerintah berencana akan membangun industri pembuat kabut di DKI Jakarta. Pembuat kabut adalah mesin yang dipasang di atas gedung pencakar langit dan membuat uap air.
Akan tetapi, Luhut mengakui pemasangan pembuat kabut tersebut tidak bisa dilakukan dengan cepat. Hal tersebut disebabkan oleh pemenuhan minimum aturan konten lokal di dalam negeri atau sebesar 40%.
Ia juga berencana mempercepat proses elektrifikasi kendaraan di dalam negeri. Luhut mengatakan kontributor terbesar polusi di DKI Jakarta adalah emisi dari sektor transportasi.
"Kami percepat proses EV dan pengecekan emisi daripada mobil dan motor, sudah mulai dilakukan," katanya.
Terakhir, penanganan polusi yang akan dilakukan Luhut adalah perubahan pengelolaan sampah di Jakarta. Luhut menghitung total sampah di Jakarta mencapai 8.000 ton per hari.
Luhut berencana untuk mengubah sebagian sampah tersebut menjadi refused-derived fuel atau RDF. RDF adalah pelet yang dapat dijadikan sumber energi bagi sektor manufaktur pengganti batu bara.
RDF diproduksi dengan cara memperkecil ukuran sampah dengan proses homogenizers. Hasil pelet RDF tersebut bisa dijual kepada sektor manufaktur sebagai bahan baku sumber pembakaran.
"Sehingga penggunaan batu bara sektor manufaktur bisa berkurang sampai 30% sambil menunggu pensiun dini PLTU Batu Bara," ujar Luhut.
Target Penurunan Polusi
Luhut mengatakan proses penurunan polusi di Jakarta tidak dapat rampung dalam waktu hitungan hari bahkan bulan. Menurutnya, polusi dapat diselesaikan paling cepat setahun ke depan.
Menurutnya, tingkat polusi dalam waktu dekat belum akan turun secara signifikan. Luhut menilai hal tersebut disebabkan oleh minimnya kemungkinan hujan dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, Luhut mengatakan potensi hujan melalui pembuatan hujan buatan sulit dilakukan. Pasalnya, awan hujan di atas Jakarta belakangan ini tidak ada.
"Bulan ini cuma besok kemungkinan hujannya, itu pun tipis. Kemudian 8-9 September 2023, setelah itu enggak ada sama sekali," kata Luhut.