Top Stories: Sepak Terjang Gudang Garam, PM Cina Jajal Kereta Cepat

Aryo Widhy Wicaksono
7 September 2023, 10:02
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3).
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Pengendara sepeda motor melintas di depan area Helipad Surya Air milik PT. Gudang Garam di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/3).

Kasus kredit macet PT Hair Star Indonesia, perusahaan rambut palsu yang sahamnya pernah dimiliki Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk, terus bergulir. Bank OCBC NISP meminta sita jaminan atas harta Susilo Wonowidjojo dan beberapa orang lainnya, untuk melunasi kredit macet sebesar Rp 232 miliar.

PT Gudang Garam Tbk pertama kali berdiri pada 26 Juni 1958 di Kediri, Jawa Timur, atas prakarsa Tjoa Ing Hwie, belakangan ia mengganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal pendiriannya, Gudang Garam merupakan industri kretek rumahan yang memproduksi rokok kretek sigaret kretek klobot (SKL), dan sigaret kretek linting-tangan (SKT).

Sepak terjang Gudang Garam dalam industri rokok menjadi artikel yang memiliki minat baca tinggi atau Top Stories di Katadata.co.id. Selain profil Gudang Garam, ketahui juga alasan pemerintah tunda CIPP JETP hingga akhir 2023, serta Menko Maves Luhut Binsar Pandjaitan yang menemani PM Cina menjajal kereta cepat.

Berikut Top Stories Katadata.co.id:

1. Profil Gudang Garam, Bosnya Tersangkut Kredit Macet

Kasus kredit macet PT Hair Star Indonesia, perusahaan rambut palsu yang sahamnya pernah dimiliki Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk, terus bergulir. Pada 21 Agustus 2023 lalu, Bank OCBC NISP meminta sita jaminan atas harta yang dimiliki oleh Susilo Wonowidjojo dan beberapa orang lainnya untuk melunasi kredit macet PT HSI sebesar Rp 232 miliar.

Kuasa Hukum Bank OCBS NISP Hasbi Setiawan mengatakan gugatan yang diajukan berupa ganti rugi secara materill US$ 16,5 juta atau setara Rp 232 miliar dan immateril Rp 1 triliun dari harta pribadi para tergugat atas kredit macet tersebut.

PT Gudang Garam Tbk didirikan pada 26 Juni 1958 di Kediri, Jawa Timur, oleh Tjoa Ing Hwie yang belakangan mengganti namanya menjadi Surya Wonowidjojo. Di awal pendiriannya, Gudang Garam merupakan industri kretek rumahan yang memproduksi rokok kretek sigaret kretek klobot (SKL) dan sigaret kretek linting-tangan (SKT).

Hanya berselang dua tahun, sebuah cabang di Gurah, Jawa Timur, yang berjarak 13 kilometer dari Kediri, didirikan. Sekitar 200 karyawan dipekerjakan di cabang tersebut dan melakukan perjalanan pulang-pergi Gurah-Kediri menggunakan gerbong kereta api khusus yang dibiayai perusahaan.

Pada 1968, dua unit produksi untuk pertama kalinya berdiri di lahan seluas seribu meter persegi untuk memenuhi permintaan pasar. Setahun setelah itu, Gudang Garam mengukuhkan diri sebagai firma, bukan lagi usaha skala rumahan dan menjadi Perseroan Terbatas (PT) dua tahun setelah itu dengan dukungan modal dari pemerintah.

Ketahui bagaimana sepak terjang Gudang Garam di industri rokok Indonesia.

2. Mengenal Jenis-jenis Sistem Ekonomi, dari Tradisional hingga Campuran

Setiap negara memiliki sistem ekonominya masing-masing. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki ideologi, kondisi masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi sumber daya yang berbeda-beda.

Dilansir dari laman Ruangguru, sistem ekonomi adalah susunan unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja untuk memecahkan masalah ekonomi serta mencapai tujuan tertentu.

Pada dasarnya, kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi yang dilakukan berdasarkan prinsip tertentu untuk mencapai kesejahteraan.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis sistem ekonomi yang dapat dijalankan oleh sebuah negara.

Ketahui lebih banyak mengenai jenis-jenis sistem ekonomi.

3. Pemerintah Ungkap Progres CIPP JETP, Alasan Ditunda Hingga Akhir 2023

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia pada 16 Agustus 2023, telah menyerahkan rancangan rencana investasi dan kebijakan investasi atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) kepada pemerintah. CIPP JETP akan ditinjau ulang oleh pemerintah dan rencananya akan dirilis akhir tahun ini.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengungkapkan beberapa alasan mengapa CIPP JETP harus di-review terlebih dahulu.

“Kita harus melihat apakah (CIPP JETP) ini bisa diimplementasikan secara nyata. Ini yang sedang kami lakukan saat ini. IPG juga me-review untuk melihat apakah ada yang bisa ditingkatkan, pemerintah juga bekerja, dan tentu saja ini membutuhkan waktu,” ujarnya dalam Bloomberg CEO Forum yang dipantau secara virtual, Rabu (6/9).

Rachmat juga memoderasi ekspektasi bahwa JETP ini akan menjadi solusi atas semua tantangan transisi energi di Indonesia. Sebab ada begitu banyak tantangan dalam menyediakan energi bersih untuk Indonesia yang merupakan sebuah negara kepulauan di mana permintaan terpusat di Jawa sedangkan industrialisasi terjadi di Indonesia timur.

Simak bagaimana progress CIPP JETP.

4. Luhut akan Temani PM Cina Li Qiang Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Perdana Menteri Cina Li Qiang akan menjajal Kereta Cepat Jakarta Bandung hari ini, Rabu (6/9). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan rencananya akan menemani uji coba tersebut.

“Iya nanti siang, rencanaya jam 13.00 WIB,” kata Luhut pada wartawan di Jakarta, Rabu (6/9).

Luhut menjelaskan, rute yang akan dijajal Li Qiang kemungkinan tak mencapai Stasiun Tegalluar, yang merupakan pemberhentian terahir tujuan Bandung. Ini karena keterbasan waktu yang dimiliki PM Cina tersebut.

Presiden XI Jinping sebelumnya sempat dijadwalkan untuk menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung ditemani Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT G20 pada November 2022. Namun, uji coba tersebut batal dilakukan karena keterbatasan waktu yang dimiliki Xi Jinping.

Simak bagaimana Luhut menemani PM Cina Li Qiang menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

5. Bursa Karbon Belum Akomodasi Investor Ritel, OJK Siapkan Aturan Teknis

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sedang melakukan finalisasi terkait peraturan turunan atau aturan yang lebih teknis setelah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 atau POJK Bursa Karbon dalam bentuk Surat Edaran OJK.

SEOJK ini nantinya akan menjadi panduan bagi calon perusahaan yang berminat menjadi penyelenggara bursa karbon di Indonesia. Rencananya, debut perdana bursa karbon akan dimulai pada akhir September ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, menuturkan saat ini belum ada pihak yang menyampaikan dokumen terkait penyelenggara perdagangan karbon.

"SEOJK sekarang dalam finalisasi, saat ini belum ada yang mengajukan dokumen. Mereka masih menunggu peraturan turunan dari OJK," ucap Inarno, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, dikutip Rabu (6/9).

Ketahui bagaimana OJK siapkan aturan teknis mengenai investor ritel di bursa karbon.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...