Kerugian Kebakaran Bromo akibat Flare Prawedding Capai Rp 5,4 M
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memperkirakan, kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Brimo mencapai Rp 5,4 miliar. Kebakaran luas di Bromo yang terakhir kali terjadi disebabkan oleh penggunaan suar atau flare untuk kebutuhan foto prawedding sejak 6 September hingga 10 Seotember 2023.
Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko mengatakan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar. Sementara total taksiran kerugian akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut mencapai Rp 5,4 miliar.
"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun untuk pemulihan," kata Hendro saat meninjau Blok Savana Lembah Watangan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dikutip Sabtu (23/9).
Menurut dia, pemulihan ekosistem kawasan memang membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di kawasan tersebut tumbuh optimal. Adapun ada tiga mekanisme yang akan diterapkan dalam pemulihan ekosistem Bromo.
Pertama, pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kedua, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali. Ketiga, restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.
"Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," katanya.
Adapun taksiran kerugian akibat kebakarang Bromo sudah menghitung potensi wisata yang hilang selama kawasan Bromo ditutup. Namun, angka tersebut belum menghitung biaya pemadaman menggunakan helikopter atau water bombing yang menggunakan anggaran Badan Nasional Penanganan Bencana atau BNPB.