Jokowi Bertemu SBY, Demokrat Jelaskan Soal Kans Gabung di Kabinet
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Presiden RI ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (2/10) petang.
Usai pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Jokowi terlihat mengantar SBY hingga naik kendaraan di pelataran Istana Bogor. Baik Jokowi maupun SBY mengenakan batik dan terlihat berbincang santai.
Pertemuan Jokowi dan SBY itu menjadi perhatian lantaran berlangsung di tengah adanya isu perombakan kabinet yang akan dilakukan jokowi. Selain itu pertemuan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu berlangsung di saat menghangatnya dinamika politik jelang pendaftaran calon presiden pada 19 Oktober mendatang.
Politikus senior Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan pertemuan antara Jokowi dan SBY merupakan silaturahmi biasa. Ia membantah pertemuan itu membahas mengenai peluang Demokrat masuk dalam kabinet di pemerintahan Jokowi.
Menurut Syarief saat ini belum merupakan waktu yang tepat bagi Demokrat untuk membicarakan soal kabinet. "Terlalu dini bicara soal kab (kabinet)," kata Syarief seperti dikutip dari Antara.
Saat ditanya apakah memang ada tawaran kursi menteri kabinet kepada Partai Demokrat dalam pertemuan SBY dengan Jokowi, dia hanya menyampaikan bahwa partainya lebih baik berada di luar kabinet. "Partai Demokrat di luar kab (kabinet) lebih baik," ujar Syarief.
Adapun politikus Demokrat lainnya, Santoso, mengatakan pertemuan antara Jokowi dan SBY harus diapresiasi karena memberi kesan pada publik tentang kerukunan. Ia menyebut menjelang pemilu 2024 para tokoh harus saling bersilaturahmi dan saling berdiskusi meski berbeda pilihan politik.
“Agar publik di bawah yang memiliki parpol berbeda dan dukungan capres berbeda tetap ikut kompetisi pesta demokrasi secara damai, enjoy. Ini kan pesta namanya, pemilu pesta demokrasi, namanya pesta semua harus senang tidak boleh saling gontok-gontokan,” ujar Santoso.
Saat ini Jokowi merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Sedangkan Demokrat mendukung Prabowo Subianto sebagai capres setelah sebelumnya keluar dari koalisi perubahan dan persatuan yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.