Top Stories: Lapangan Kerja AS Melonjak, Alasan Harga Beras Naik
Amerika Serikat mencatatkan penguatan ekonomi, dengan adanya 336 ribu lapangan kerja baru pada September. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari perkiraan pasar.
Akan tetapi, data lapangan kerja AS ini mendorong imbal hasil obligasi ke level tertinggi baru dalam kurun 16 tahun terakhir, dan memicu kekhawatiran investor bahwa suku bunga akan tetap tinggi.
Menguatnya perekonomian AS menjadi artikel yang memiliki minat baca tinggi pada akhir pekan ini. Selain itu, simak juga artikel mengenai gejolak harga beras, dan survei terbaru dari Poltracking mengenai elektabilitas pasangan Capres pada Top Stories Katadata.co.id.
Berikut Top Stories Katadata.co.id:
1. Ekonomi Amerika Kuat, Data Lapangan Kerja Baru Lampaui Ekspektasi
Amerika Serikat mencatatkan terdapat 336.000 lapangan kerja baru pada September, jauh lebih banyak dari perkiraan pasar. Data lapangan kerja AS ini mendorong imbal hasil obligasi ke level tertinggi baru dalam 16 tahun dan memicu kekhawatiran investor bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pasar sebelumnya memperkirakan, jumlah lapangan kerja baru pada September hanya akan mencapai 170 ribu. Data terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja yang dirilis pada Jumat (6/10) tersebut mendorong aksi jual obligasi yang melanda pasar global selama dua pekan terakhir.
Data tersebut juga mendorong biaya pinjaman Amerika tenor 10 tahun mencapai level tertingginya sejak 2007. Jumlah lapangan kerja baru pada bulan lalu juga jauh lebih tinggi dibandingkan data pada Agustus yang sudah direvisi naik menjadi 227 ribu lapangan kerja.
Imbal hasil obligasi yang sempat melonjak kembali turun setelah aksi jual mereda tetapi masih mendekati level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Ini mencerminkan ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama.
2. Jokowi: Harga Beras di Singapura dan Brunei Lebih Mahal dari Indonesia
Harga beras terus merangkak naik hingga mencapai di atas Rp 13.000 per kilogram untuk jenis beras medium. Presiden Joko Widodo mengatakan, kenaikan harga beras terjadi di banyak negara akibat krisis pangan.
Harga beras di sejumlah negara tetangga Indonesia bahkan jauh lebih mahal dibandingkan di Indonesia.
“Misalnya di Singapura rata-rata harganya Rp 21.600 per kg, di Brunei harganya sudah mencapai rata-rata Rp 37.000 per kg, di tetangga dekat kita di Timor Leste harganya Rp 20.000 ribu. Harga beras kita masih Rp 10.800-Rp 13.000 per kg, tetapi memang harganya naik. Di globalnya memang seperti itu,” kata Jokowi ketika menyampaikan arahan dalam Konsolidasi Nasional Jaringan Relawan Alap-Alap Jokowi di Sentul, Jawa Barat, Sabtu (7/10).
Jokowi menjelaskan, kenaikan harga beras tak hanya dipengaruhi oleh krisis pangan global karena pengaruh iklim. Harga pangan yang naik juga dipicu kebijakan 22 negara produsen beras, termasuk India, yang menghentikan ekspornya.
3. Jusuf Kalla dan Anies Gelar Pertemuan 2,5 Jam, Apa yang Dibahas?
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla (JK) menggelar pertemuan dengan bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan selama 2,5 jam di kediamannya pada Sabtu (7/10).
JK mengatakan, perbincangannya dengan Anies lebih lama dibandingkan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan bakal capres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto meski sama-sama membicarakan ihwal kebangsaan.
"Kami membicarakan hal-hal kebangsaan yang sama dengan apa yang saya bicarakan dengan Puan dan Prabowo, tapi ini lebih mendetail lah. Apa yang kami lakukan untuk bangsa ini dan tentunya juga melihat ke depan apa yang baik," ujar JK saat ditemui awak media.
Ia menjelaskan dalam pertemuan ini, keduanya banyak membahas mengenai ihwal kebangsaan. Salah satunya, terkait kondisi penurunan ekonomi yang perlu diwaspadai. "Bagaimana kita hindari pengaruh-pengaruh dari luar terlalu besar, kayak pengaruh Cina yang terlalu besar," katanya.
4. Survei Poltracking: Prabowo - Erick Thohir Unggul di Simulasi 3 Pasang
Survei Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas dari simulasi pasangan potensial bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Erick Thohir mampu mengungguli pasangan lainnya.
Simulasi pasangan Prabowo-Erick mampu mengalahkan pasangan balan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Survei dilakukan pada 3-9 September 2023. Jumlah sampel dari survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei menjangkau 38 provinsi di seluruh Indonesia secara proposional berdasarkan data jumlah daftar pemilih tetap (DTP) 2024.
Adapun survei ini, antara lain mencakup gambaran elektabilitas simulasi dari tiga pasangan potensial. Simulasi pasangan Prabowo Subianto – Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas tertinggi mencapai 32.1%, diikuti Ganjar Pranowo – Sandiaga Salahuddin Uno 30.3%, dan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar 19.6%.
5. Kasus Dugaan Pimpinan KPK Peras SYL Naik ke Tahap Penyidikan
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menaikkan kasus pemerasan yang diduga dilakukan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dari penyelidikan ke tahap penyidikan.
Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan gelar perkara telah dilaksanakan pada Jumat (6/10) untuk kepentingan peningkatan status kasus tersebut.
"Dari hasil pelaksanaan gelar perkara dimaksud, selanjutnya direkomendasikan untuk dinaikkan status penyelidikan ke tahap penyidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan tersebut," ungkap Ade, dikutip dari Antara, Sabtu (7/10).
Ade melanjutkan, kasus tindak pidana korupsi yang dimaksud, berupa pemerasan atau penerimaan gratifikasi atau penerimaan hadiah atau janji oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara terkait penanganan permasalahan hukum di Kementerian Pertanian pada 2020 hingga 2023.