Kebocoran 204 Juta Data Pemilih Dinilai Tak Pengaruhi Hasil Pemilu
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menilai adanya informasi mengenai kebocoran 204 juta data pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak akan berdampak signifikan terhadap hasil akhir Pemilu.
Nusron mengatakan bahwa sistem Pemilu di Indonesia menggunakan perhitungan manual berbasis rekap berjenjang.
Perhitungan surat suara pada umumnya dimulai dari tempat pemungutan suara (TPS) untuk kemudian diteruskan kepada panitia pemilihan kecamatan untuk rekapitulasi tingkat kecamatan.
Hasil hitungan suara dari beberapa kecamatan kemudian direkapitulasi di tingkat kabupaten kota untuk selanjutnya disatukan dan dihitung pada tingkat provinsi oleh KPU Provinsi.
Kemudian, rekapitulasi akhir berada di tingkat nasional oleh KPU RI. "Untungnya saja sistem mekanisme Pemilu kita itu tidak menggunakan mekanisme penghitungan berbasis kepada digital, tidak e-vote," kata Nusron usai Rakornas TKN di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (1/12).
Nusron menambahkan bahwa sistem pemilu di Indonesia juga tidak mengakui proses perhitungan secara digital. "Perhitungan lewat IT tidak berlaku dan juga tidak diakui dalam proses perhitungan," ujar Nusron.
Di sisi lain, Nusron juga mendorong KPU untuk segara melakukan aksi mitigasi untuk menindaklanjuti sekaligus mencegah terjadi kebocoran data pemilih secara berulang.