Membaca Gerak Lincah Jokowi dan Efek Elektoral Pilpres di Jawa Tengah

Muhamad Fajar Riyandanu
31 Januari 2024, 07:35
Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan sambutan saat menghadiri acara Pembinaan Petani se-Provinsi Jawa Tengah Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional, di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Pada cara yang di
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/nz.
Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan sambutan saat menghadiri acara Pembinaan Petani se-Provinsi Jawa Tengah Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional, di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Pada cara yang dihadiri 50 ribu petani tersebut, Presiden Joko Widodo menjanjikan akan menambah subsidi pupuk sebesar 14 triliun rupiah pada semester dua tahun 2024.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gerak-gerik Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke Jawa Tengah (Jateng) dan Yogyakarta mendapat sorotan sejumlah pihak. Lawatan dinas presiden ke daerah bekas pusat pemerintahan Kesultanan Mataram itu kian sering dalam sebulan terakhir. Tercatat, Jokowi telah mengunjungi Jateng sebanyak tiga kali sejak awal Januari tahun ini.

Langkah presiden ini dianggap sejumlah pengamat sebagai cara untuk mengamankan basis suara pemilih pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dalam pencoblosan Pilpres 14 Februari mendatang. Meski tidak menyatakan dukungan terbuka secara lisan atau tulisan, gerak Jokowi sering tampil bersama Prabowo - Gibran dan pendukungnya dinilai cukup merepresentasikan keberpihakan Jokowi pada pasangan nomor urut 2 itu. 

Di peta pilpres nasional Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbesar ketiga di bawah Jawa Barat dan Jawa Timur. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum jumlah daftar pemilih tetap atau DPT di Jawa Barat pada pilpres 2024 adalah 28,2 juta. 

Di Jawa Tengah saat ini suara Prabowo - Gibran masih belum menang signifikan dibanding pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Sejumlah survei menunjukkan suara Prabowo - Gibran baru memperoleh 38.7% suara di Jawa Tengah. Capaian tertinggal dari pasangan Ganjar - Mahfud yang meraih 40.3%. Survei dilakukan pada 12-26 Januari dengan menyasar 1.200 responden dan margin of error 2,9%. 

Hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 20 Januari mencatat basis pemilih Prabowo - Gibran dan Ganjar - Mahfud cenderung berdempetan. Temuan survei itu menampilkan ceruk suara Prabowo - Gibran di Jateng dan Yogyakarta berada di 41,6%, unggul tipis dari simulasi pemilih Ganjar - Mahfud yang berada di angka 40,3%.

Sementara basis pemilih pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar adalah 10,8%. Selain itu juga masih ada 7,2% responden yang belum menjawab.

Survei tersebut menyasar kepada 1.200 orang berusia 17 tahun ke atas secara tatap muka dengan menggunakan metode penarikan sampel acak atau multistage random sampling. Hasil Pol yang dilaksanakan pada 10-16 Januari itu memiliki toleransi kesalahan 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Torehan basis suara Prabowo-Gibran di Jateng dan DIY cenderung meningkat dari hasil survei sebelumnya. Merujuk pada temuan survei Indikator yang dilakukan pada 30 Desember 2023 - 6 Januari 2024,  Simulasi perolehan suara Prabowo-Gibran berada di angka 38,8%. Tertinggal dari basis pemilih Ganjar-Mahfud yang bertengger di 45,4%. Adapun ceruk suara pemilih Anies-Muhaimin berada di 10,2% dan 5,6% responden belum menentukan jawaban.

 

Presiden Jokowi kunjungi pasar Mungkid
Presiden Jokowi kunjungi pasar Mungkid (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wpa.)

 

Pergeseran Suara Jelang Pilpres

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menguraikan bahwa temuan dua survei tersebut masih dapat berubah dari temuan survei terakhir yang akan dirilis setelah debat capres kelima pada Ahad (4/2) mendatang.

Bawono mengatakan bahwa kemerosotan suara Ganjar-Mahfud di Jateng dan Yogyakarta bukan berasal dari aksi blusukan Jokowi ke wilayah tersebut yang kian intens. Menurutnya, tren penurunan suara Ganjar-Mahfud terjadi sejak Prabowo mendeklarasikan Gibran sebagai calon wakil presidennya. 

"Kunjungan presiden ke Jateng beberapa waktu ini tidak menjadi sebab dari kemerosotan suara Ganjar," kata Bawono saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (30/1).

Dia mengatakan bahwa misi Jokowi untuk mengurusi Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan upaya untuk menambah selisih jarak elektabilitas Prabowo - Gibran dari pasangan Ganjar - Mahfud. Bawono mengatakan, meski Jateng disebut-sebut sebagai basis kantong suara PDIP sebagai partai pengusung utama Ganjar - Mahfud, perolehan suara Jokowi di wilayah itu pada Pemilu 2019 juga cenderung tinggi.

Perolehan suara Jokowi - Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 di Jateng dan Yogyakarta berada di angka masing-masing 66,65% dan 55,81%. Mereka mengungguli pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di dua wilayah tersebut.

Sementara suara PDIP yang menjadi partai pemenang Pemilu 2019 mengantongi 5,76 juta suara atau 29,71% dari keseluruhan perolehan suara di Jawa Tengah. Capaian serupa juga tercatat di Yogyakarta, partai berlogo banteng itu meraih 654,09 ribu suara atau 29,94% dari total suara sah.

Menurut Bawono, ada sejumlah daerah di Jawa Tengah yang tidak terlalu kuat dari pengaruh cengkraman PDIP. Inilah kemudian yang disebut Bawono sebagai pemilih jokowi non PDIP. "Pemilih-pemilih inilah yang punya potensi membuat Prabowo-Gibran berbalik unggul dari Ganjar-Mahfud," ujarnya.

Bawono menilai apabila Prabowo-Gibran mampu menangkap peluang dari pemilih Jokowi non PDIP di Jateng dan Yogyakarta, misi pilpres satu putaran untuk memenangkan pasangan tersebut kian terbuka. Alasannya, Jateng merupakan daerah dengan jumlah pemilih terbesar ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kendati demikian, Bawono menjelaskan, misi tersebut cenderung sulit karena tim pemenangan Prabowo - Gibran harus mengunci selisih jarak perolehan suara yang mencolok dari Ganjar-Mahfud. Menurut Bawono, parameter keunggulan signifikan yakni mampu memperoleh selisih suara 2-3 kali lipat dari tingkat toleransi kesalahan survei sejumlah 2,9%.

Cover_KOMIK: Cawe-cawe Jokowi di Gelanggang Pilpres
Cover_KOMIK: Cawe-cawe Jokowi di Gelanggang Pilpres (Katadata/ Bintan Insani)

 

Tiga Kali Kunjungi Jawa Tengah dalam Sebulan

Kunjungan kerja Jokowi ke Jawa Tengah yang ketiga kalinya sepanjang Januari dimulai sejak Sabtu (27/1). Presiden bermalam minggu bersama putra bungsunya Kaesang Pangarep dan menantunya Erina Gudono.

Pada sore harinya, Jokowi juga menyempatkan waktu akhir pekan untuk bermain bola bersama sejumlah remaja kampung setempat di Lapangan Gamplong di Kabupaten Sleman.

Pada hari yang sama, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melaksanakan Perayaan Hari Ulang tahun ke-51 di GOR Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan. Adapun PPP merupakan partai koalisi PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.

Keesokan harinya Jokowi meresmikan Graha Utama Akademi Militer di Kota Magelang, Jawa Tengah. Di sana dia juga menyempatkan makan siang bersama Menteri Pertahanan yang sekaligus sebagai calon presiden Prabowo Subianto.

Sepekan sebelumnya, Jokowi juga bertolak ke Jawa Tengah selama dua hari untuk meresmikan sejumlah infrastruktur hingga memberikan bantuan gagal panen ke petani. Wilayah yang dikunjungi saat itu mayoritas terletak di susur Pantai Utara, yakni Semarang, Grobogan, dan Blora.

Pada awal bulan, Jokowi juga mengunjungi sejumlah daerah di Jawa Tengah. Sehari setelah tahun baru, tepatnya pada 2 Januari, Jokowi bersama rombongan menyambangi Jalur Selatan Jawa seperti Cilacap, Purworejo, Banyumas, dan Purwokerto.

Pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menganggap aksi kunjungan kerja Jokowi ke Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan agenda terselubung untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran di dua wilayah tersebut.

Pernyataan Kunto berawal dari sikap Jokowi yang mengatakan setiap warga negara berhak untuk turut serta dalam kegiatan kampanye pemilihan umum atau pemilu, termasuk jajaran menteri dan presiden.

Di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 24 Januari lalu, Jokowi menyampaikan jabatan presiden dan menteri merupakan pejabat publik sekaligus pejabat politik.

"Jadi menurut saya kalau dari konteks itu agak sulit melihat bahwa Pak Jokowi benar-benar sekadar kunjungan kerja biasa. Pasti ada misi-misi politik yang diemban," kata Kunto saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (30/1). 

Presiden salurkan bantuan sembako di Yogyakarta
Presiden salurkan bantuan sembako di Yogyakarta (ANTARA FOTO/ Andreas Fitri Atmoko/agr/aww.)

Beban Ganda Jokowi: Gendong Gibran dan Kaesang di Pemilu

Hal lain yang menjadi perhatian menurut Kunto adalah Jokowi cenderung menyasar pada para pemilih yang punya karakteristik beririsan dengan pendukung Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah. Kehadiran Jokowi dalam berbagai forum pembagian bantuan pangan beras, Kartu Indonesia Pintar hingga tinjauan ke fasilitas publik seperti Pasar Tradisional dapat dilihat sebagai upaya promosi pasangan Prabowo-Gibran.

"Tampaknya itu yang sedang diikhtiarkan oleh kubu 02 lewat Pak Jokowi. Sehingga berharap dengan kehadiran Pak Jokowi sebagai endorser 02 itu bisa mempengaruhi pemilih PDIP di Jateng untuk bergeser ke 02," ujar Kunto. 

Lebih lanjut, Kunto mengatakan Jokowi memikul beban ganda pada pemilu tahun ini. Hal ini dilihat dari dua putranya yang ikut berlaga. Gibran kini menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Sementara si bungsu Kaesang Pangarep kini menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menargetkan langkah partai untuk lolos ke Senayan. "Paling tidak dua-duanya harus masuk, dengan menggendong dua itu, mau tidak mau Pak Jokowi harus kerja ekstra keras yang seharusnya (presiden) tidak melakukan itu. Harusnya tidak berlebihan seperti itu," ujar Kunto.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menepis anggapan yang menyebut aksi kunjungan kerja Jokowi merupakan sinyal tertentu untuk memenangkan satu kandidat tertentu di Pemilu 2024.

Dia menegaskan, rangkaian wisata karya Jokowi itu bertujuan untuk mengecek secara langsung terkait jalannya aktivitas pelayanan sosial di Jawa Tengah dan Yogyakarta. "Enggak berhubungan lah, ini kan sesuatu kegiatan yang sudah dilakukan presiden di berbagai tempat. Untuk memastikan kebutuhan pokok rakyat itu tersedia dan memastikan program-program pemerintah berjalan," kata Ari di Kantor Kementerian Sekretariat Negara pada Senin (29/1). 



Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...