Bivitri Ajak Jusuf Kalla jadi Produser Dirty Vote Jilid 2

Amelia Yesidora
7 Maret 2024, 20:43
dirty vote, bivitri susanti, jusuf kalla
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pakar Hukum Tata Negara Bvitri Susanti saat diskusi Kedai Kopi OTW 2024 \"Nyawa Demokrasi di Tangan Jokowi\" di Jakarta, Selasa (15/8).

Ringkasan

  • Samsung Galaxy S25 baru diluncurkan di Indonesia, namun Galaxy AI belum mendukung bahasa Indonesia. Saat ini hanya mendukung bahasa India, Inggris, dan Korea. Dalam waktu dekat, Samsung berencana menambahkan dukungan bahasa Indonesia.
  • Meskipun demikian, pengguna masih dapat menggunakan Gemini AI untuk bahasa Indonesia. Gemini AI memiliki keunggulan fitur
  • Galaxy AI menawarkan fitur
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti ingin mengajak Jusuf Kalla menjadi produser film Dirty Vote jilid dua. Ia merespons pernyataan Jusuf Kalla yang menyebut film Dirty Vote baru menunjukkan 25% kecurangan yang terjadi diapangan. 

 “Kata teman-teman produser dan director Dirty Vote, coba tanya sama pak JK, yang 75% lagi mau dijadiin film Dirty Vote 2, enggak?” kata Bivitri dalam forum bertajuk “Election Talk #4 Konsolidasi Untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi Atau Koalisi?” di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3).  

Bivitri mengatakan, komentar JK memancing keingintahuan banyak pihak terkait 75% kecurangan lainnya yang tak terangkum dalam film Dirty Vote. Perlu penjelasan dari Jusuf Kalla terkait dugaan kecurangan yang dianggap belum terungkap dalam film.

JK sebelumnya mengatakan, kecurangan-kecurangan yang dijelaskan dalam film dinilai masih ringan dibandingkan dengan temuan fakta lain di lapangan.

"Masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu. Masih tidak semuanya, mungkin baru 25%," ujar JK di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/2).  

Kenyataan yang dimaksud JK seperti indikasi kecurangan di daerah-daerah kecil., seperti pembagian bantuan sosial atau bansos yang lekat dengan aspek politis.

"Karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah kejadian di kampung-kampung, kejadian bagaimana bansos diterima orang bagaimana datang petugas-petugas memengaruhi orang," kata JK.

Meski begitu, JK tetap mengapresiasi film tersebut. Dia berpesan bahwa pemilu yang kotor hanya menyebabkan proses pemilihan tidak sempurna.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...