Gunung Semeru Erupsi 4 Kali dalam Sehari, Warga Diminta Hindari Sungai

Tia Dwitiani Komalasari
24 Maret 2024, 12:10
Sebuah foto tergeletak di dalam rumah yang tidak ditempati di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Sedikitnya 547 Kepala Keluarga (KK) penyintas erupsi Semeru pada tahun 2021 hingga sekarang memilih meninggalkan wilayah terebut karen
ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym.
Sebuah foto tergeletak di dalam rumah yang tidak ditempati di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Sedikitnya 547 Kepala Keluarga (KK) penyintas erupsi Semeru pada tahun 2021 hingga sekarang memilih meninggalkan wilayah terebut karena berada dalam zona merah atau daerah rawan bencana alam.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Gunung Semeru erupsi sebanyak empat kali dan melontarkan abu vulkanik hingga 1,2 km pada Sabtu (23/3).  Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Berdasarkan laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, erupsi pertama terjadi pada pukul 05.44 WIB, kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 07.28 WIB, ketiga pada pukul 08.07 WIB, dan terakhir pada pukul 23.00 WIB.

Tinggi letusan juga menunjukkan peningkatan. Letusan pada erupsi pertama setinggi 600 meter di atas puncak, kemudian erupsi kedua tercatat tinggi letusan menjadi 700 meter di atas puncak, selanjutnya erupsi ketiga menjadi 1 kilometer dan erupsi keempat lebih tinggi, yakni mencapai 1,2 km di atas puncak.

Erupsi tersebut juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut.

"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 125 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, dikutip dari Antara, Minggu (24/3).

Status Siaga

Jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat petugas sebanyak 130 kali sepanjang 1 Januari hingga 23 Maret 2024, namun sejauh ini tidak ada dampak letusan yang signifikan berdasarkan informasi dari BPBD Lumajang.

Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...