Nama Wamen BUMN Tiko Menguat di Bursa Menkeu, Apa Pertimbangannya?
Sejumlah nama yang akan mengisi pos menteri di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka kian mengerucut. Susunan kabinet disebut sudah mulai terbentuk sembari Prabowo melakukan penjajakan lanjutan.
Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro menilai kecakapan para tokoh dalam menyelesaikan sejumlah persoalan akan menjadi salah satu perhatian Prabowo-Gibran dalam menetapkan nama. Selain itu Agung mengatakan kapasitas seseorang bukan menjadi faktor penentu utama, namun akseptabilitas secara politik menjadi kunci.
Sumber Katadata.co.id menyebut salah satu yang menguat di bursa menteri adalah nama Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau biasa dikenal Tiko. Ia diplot untuk mengisi posisi Menteri Keuangan di kabinet baru.
Prabowo disebut lebih menyenangi bila posisi Menkeu diisi oleh orang dengan latar belakang bankir. Adapun Tiko merupakan Direktur Utama Bank Mandiri sebelum menjadi wamen BUMN. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bank Nasional.
Di sisi lain, nama Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro digadang-gadang bakal jadi Menteri PPN/Kepala Bappenas. Tidak hanya itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional akan digabung dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu sekarang.
Bambang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Bappenas pada 2016-2019. Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ia juga pernah menjabat sebagai kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu.
“Apakah mereka punya chemistry? Saya kira relasi antara Pak Tiko (Kartika) dan Bambang dengan Prabowo itu so-so, karena ketiganya punya kedekatan dengan Jokowi sebagai simpul relasi. Jadi sekarang tinggal bagaimana lobi-lobi mereka ke dalam, agar bisa diterima,” kata Agung dalam sambungan telepon pada Katadata, Selasa (28/5).
Alasan Prabowo Memilih Menteri?
Menurut Agung, akseptabilitas atau tingkat penerimaan ini menjadi matriks penting. Ia menilai seorang calon menteri harus bisa diterima bukan hanya oleh presiden terpilih, melainkan juga oleh partai koalisi presiden. Biasanya, kata Agung, setelah bisa diterima oleh berbagai kubu, baru mempertimbangkan kapasitas tokoh tersebut.
Matriks penentu yang tak kalah penting adalah demografi sang tokoh. Baik itu suku, agama, ras, dan wilayah asal. Tokoh-tokoh ini harus bisa merepresentasikan salah satu kelompok dalam kabinet baru.
Matriks yang menurut Agung juga penting dan biasanya jadi pertimbangan adalah rekam jejak para tokoh. Bila punya rekam jejak yang miring, maka tokoh bisa jadi tidak dipertimbangkan.
“Saya kira semakin banyak checklist di matriks ini, kemungkinan dipilihnya semakin besar. Soalnya pesaing mereka cukup kuat,” ujar Agung.
Ia menjelaskan, di bursa menteri keuangan, Tiko bakal bersaing dengan tiga orang yaitu ekonom senior Chatib Basri, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Bambang Brodjonegoro sendiri. Seluruh nama itu menurut Agung berkelindan karena memiliki pengalaman dan kompetensi di bidang ekonomi.
“Saya kira kans Pak Tiko kansnya besar, tidak harus di Kemenkeu, termasuk juga Pak Bambang,” ujarnya.
Kendati kansnya besar, Agung mengatakan dua tokoh ini masih punya PR besar karena tidak berasal dari sebuah partai politik. Sebagai perwakilan kalangan profesional, Tiko dan Bambang harus bisa menunjukkan performa maksimal bahkan di atas rata-rata
Tiko yang masih menjabat Wamen BUMN misalnya dinilai harus bisa membenahi masalah-masalah di BUMN. Beberapa kasus yang kini tengah disorot adalah persoalan Indofarma, asuransi Jiwasraya, dan BUMN yang merugi.
Bambang Brodjonegoro juga tercatat menjabat komisaris di berbagai perusahaan. Misalnya, Komisaris Independen PT Astra Internasional serta PT Telkom Indonesia. Dengan jabatan itu, ia harus memaksimalkan kinerja perusahaan.
“Kalau dia fokus di sana, kans ditunjuk sebagai menteri Prabowo juga tinggi. Tapi, tidak tertutup kemungkinan hanya di Bappenas atau Kemenkeu. Bisa jadi di pos ekonomi atau non ekonomi, yang sesuai dengan keahlian mereka,” ujar Agung.
Nama Kartika atau dikenal Tiko juga pernah disebut Prabowo sebagai calon menteri keuangan bersama dengan ekonom senior sekaligus Menkeu periode 2013-2014 Chatib Basri saat menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 yang digelar awal Maret. Saat ditanya wartawan ihwal kans untuk menjadi menkeu, Tiko menjawab sambil tertawa. “Belum ada itu,” katanya singkat.
Prabowo dan Gibran saat ini tengah menyusun porsi kabinet yang pas. Putra Presiden Joko Widodo itu bahkan mengatakan terdapat opsi untuk membuat nomenklatur kementerian baru khusus untuk menangani makan siang gratis yang jadi program prioritas.
Menurut Gibran, kementerian yang khusus menangani makan siang gratis diperlukan karena program ini akan memakan anggaran besar. Persoalan teknis berkaitan dengan distribusi dan pengadaan juga dinilai akan membutuhkan perhatian besar.
“Karena melibatkan anggaran yang besar, distribusinya juga tidak mudah. Makanya harus kami ingin program ini bener-benar bisa berjalan,” kata Gibran di Solo, Selasa (7/5) lalu.
Ulsan lebih lanjut mengenai penyusunan kabinet di pemerintahan baru bisa dibaca juga dalam liputan Telaah Katadata.co.id dengan klik tulisan ini: Utak Atik Prabowo Mencari Kandidat Menteri Ekonomi.